Universitas Alma Ata – Kekerasan dalam dunia pendidikan, khususnya di lingkungan kampus, sering dikenal sebagai “bullying.” Kasus bullying tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga umum di masyarakat. Bullying biasanya dilakukan berulang kali oleh pelaku terhadap korban, dimulai dari ejekan ringan hingga kekerasan fisik.
Pelaku bullying umumnya memiliki kondisi fisik dan mental yang lebih dominan, sehingga mampu melukai korban baik secara mental maupun fisik. Sebaliknya, korban bullying cenderung menyendiri dan kurang percaya diri.
Faktor Penyebab Bullying di Kampus
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bullying di lingkungan kampus antara lain:
- Tradisi Senioritas: Anggapan bahwa bullying adalah tradisi antara senior dan junior atau sesama teman sebaya.
- Balas Dendam: Keinginan untuk membalas dendam karena pelaku pernah mengalami bullying.
- Kekuasaan: Hasrat untuk memiliki kekuasaan atas orang lain.
- Kecemburuan Sosial: Kecemburuan terhadap korban, misalnya karena korban adalah mahasiswa pintar dan favorit dosen.
Dampak Negatif Bullying
Bullying memiliki berbagai dampak negatif bagi korban, antara lain:
- Perasaan Tidak Nyaman: Korban merasa tidak nyaman berada di kampus.
- Rasa Tidak Aman dan Khawatir: Rasa tidak aman dan kekhawatiran yang berkelanjutan.
- Gangguan Mental: Korban mudah putus asa dan mengalami gangguan mental yang dapat mengarah pada tindakan bunuh diri.
Dampak negatif bullying juga dapat bertahan hingga dewasa, menyebabkan korban menjadi pribadi yang tidak percaya diri, antisocial, dan sulit mempercayai orang lain. Bagi pelaku, mereka cenderung terus melakukan bullying, tumbuh menjadi pribadi yang agresif dan sulit mengatur emosi, sehingga rentan melakukan kejahatan.
Strategi Universitas di Jogja dalam Mengatasi Bullying
Untuk mengatasi masalah bullying di kampus, universitas di Jogja telah menerapkan berbagai strategi, antara lain:
- Layanan Bimbingan Konseling: Menyediakan layanan bimbingan konseling untuk menangani kasus bullying.
- Pembentukan Tim Anti-Bullying: Membentuk Tim Anti-Bullying yang bertugas untuk mengawasi dan menangani kasus bullying di kampus.
- Pemantauan Aktivitas Media Sosial: Memantau aktivitas media sosial mahasiswa secara berkala untuk mendeteksi adanya tindakan bullying.
- Pendidikan Nilai Moral dan Etika: Menanamkan pembelajaran nilai-nilai moral dan etika kepada mahasiswa melalui berbagai kegiatan dan kurikulum.
Baca juga : Mewujudkan Keadilan Pendidikan di Universitas di Jogja melalui Evaluasi Pembelajaran yang Adil
Dengan penerapan strategi-strategi di atas, diharapkan kasus bullying di kampus dapat diminimalisir sehingga menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua mahasiswa. Stop bullying, karena dampak negatifnya sangat merugikan, terutama bagi korban yang dapat mengalami dampak psikologis serius seperti malas kuliah, penurunan nilai, putus asa, kurang percaya diri, hingga risiko bunuh diri.
Bullying adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan nyata dari berbagai pihak. Universitas di Jogja telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih sehat dan harmonis.