Penulis : Muhammad Zukhronnee Muslim , Editor : Yvesta Putu Ayu Palupi
KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA — Jumlah remaja di Indonesia sangat tinggi saat ini. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) pada tahun 2022 jumlah remaja mulai usia 10-24 tahun sebanyak 67 juta jiwa atau 24% dari total penduduk Indonesia.
Sehingga dapat diartikan bahwa hampir seperempat dari jumlah penduduk di Indonesia merupakan remaja. Karenanya mereka perlu mendapatkan perhatian yang serius sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
Sebab angka permasalahan remaja pun sangat tinggi saat ini. Menurut data dari Kementrian Agama sekitar 48% menikah di bawah usia 20 tahun sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit menular dan kematian.“Maka dengan adanya permasalahan tersebut mahasiswa prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta melakukan edukasi dan pendampingan selama lima minggu di Dusun Metes dan Dusun Gunungpolo, Sedayu, Bantul,” papar Fatimah, S. SiT., M. Kes, Pembimbing Akademik dari Universitas Alma Ata dalam keterangan tertulisnya Kamis (23/6/2022).
Menurut Fatimah, edukasi dimulai dari metode penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Generasi muda diberikan pengetahuan tentang waktu sehat menikah dan skrining Kekurangan Energi Kronik (KEK), anemia dan tekanan darah. Selanjutnya diadakan pelatihan posyandu remaja yang langsung diterapkan pada calon kader posyandu remaja didampingi oleh tim dari Puskesmas Sedayu II. Pelatihan posyandu remaja ini menggunakan konsep 5 meja. Mulai dari pendaftaran, pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, LILA hingga pengecekan anemia untuk remaja putri. “Dilanjutkan meja ketiga, yaitu pencatatan, keempat pelayanan kesehatan meliputi konseling, pemberian tablet penambah darah atau vitamin, rujukan jika perlu. Terakhir kelima KIE menggunakan instrument atau peragaan,” tandasnya.(*)
Sumber : https://koranbernas.id/permasalahan-kesehatan-kompleks-remaja-perlu-mendapatkan-edukasi