Peran Agama dalam Peradaban Dunia
Universitas Alma Ata – Sejarah peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh agama, terutama pada abad pertengahan (500-1500 M), di mana agama menjadi pusat kehidupan masyarakat dan negara. Namun, dominasi agama ini mulai berkurang seiring munculnya era pencerahan atau renaissance.
Meskipun demikian, peran agama tidak sepenuhnya hilang dari kehidupan manusia. Era renaissance memicu kemunculan positivisme pada abad ke-19 yang dipelopori oleh Auguste Comte. Positivisme, yang menggantikan agama dengan narasi besar teknologi modern sebagai solusi kehidupan, awalnya dianggap menjanjikan. Namun, solusi ini terbukti tidak selalu efektif. Ketidakhadiran nilai moral yang kuat dalam teknologi modern justru menciptakan berbagai masalah baru bagi peradaban.
Filsuf Jerman Hans Jonas, yang menjadi tokoh penting pada abad ke-20, menyuarakan perlunya etika tanggung jawab untuk mengatasi ancaman dari kemajuan teknologi. Ia mengusulkan konsep “heuristika ketakutan,” yaitu membayangkan dampak buruk di masa depan untuk mendorong tindakan preventif yang bertanggung jawab di masa kini.
Keraguan terhadap positivisme membuat banyak orang kembali melihat agama sebagai salah satu cara untuk melanjutkan peradaban manusia. Meskipun demikian, ada juga individu yang memilih untuk tidak beragama, yang dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
-
Mereka yang mengikuti kepercayaan tradisional, seperti Merapu di Sumba atau Kejawen di Jawa, yang tetap mengakui Tuhan meskipun tidak berafiliasi dengan agama tertentu.
-
Mereka yang tidak beragama tetapi mengakui adanya Tuhan, memilih tidak terikat oleh aturan institusional agama.
-
Mereka yang ateis, yaitu menyangkal keberadaan Tuhan dan tidak menganut agama.
Di Indonesia, yang mendasarkan ideologinya pada sila pertama Pancasila, ternyata juga terdapat ateis. Menurut penelitian Hanung Sito Rohmawati dalam “Studi Pandangan Ateis terhadap Agama,” sekitar 1,5% penduduk Indonesia, atau sekitar 4 juta orang, mengidentifikasi sebagai ateis.
Refleksi Personal tentang Agama
Pengalaman pribadi menguatkan refleksi tentang peran agama. Saat menjalankan tugas sosial di sebuah rumah sakit, seorang pemuda yang menemani ibunya memberikan contoh moralitas yang tinggi meski ia tidak beragama. Pemuda itu menunjukkan perhatian dan pengabdian luar biasa terhadap ibunya, membangkitkan pertanyaan: Jika seseorang bisa begitu baik tanpa agama, apa sebenarnya fungsi agama?
Secara etimologi, agama berasal dari bahasa Sanskerta, a (tidak) dan gamma (kacau), yang berarti “tidak kacau” atau keteraturan. Agama menyediakan kerangka keteraturan dalam menghayati iman, menciptakan tatanan melalui ajaran bersama dan struktur yang jelas. Selain itu, agama juga menjadi sumber nilai-nilai moral yang sangat penting bagi kehidupan sosial.
Namun, agama tidak sepenuhnya bebas dari catatan kelam. Dalam sejarah, kekerasan sering kali dilakukan atas nama agama, seperti Perang Salib pada 1095 atau Tragedi Poso di Indonesia. Meski begitu, esensi agama adalah menyuplai nilai-nilai moral yang membantu kehidupan sosial menjadi lebih damai dan teratur.
Baca Juga : Alhamdulillah, Universitas Alma Ata (UAA) Terakreditasi Unggul!
Relevansi Agama di Era Modern
Hingga saat ini, agama tetap relevan karena perannya dalam mempromosikan kemanusiaan. Agama telah melahirkan berbagai lembaga sosial seperti sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan, serta tokoh-tokoh yang menginspirasi seperti Gus Dur di Indonesia dan Bunda Teresa di India. Mereka menunjukkan bahwa agama dapat menjadi pelopor perdamaian, toleransi, dan harapan di tengah keterpurukan.
Sebagai institusi yang menyediakan kerangka moral dan keteraturan, agama masih sangat dibutuhkan. Jika tidak menjadi penentu utama peradaban, agama tetap menjadi pendorong utama aksi-aksi kemanusiaan yang penting bagi kehidupan masyarakat modern.
Author : Albert Aymi Pratama Putra
Sumber Referensi : https://www.kompasiana.com/yohanes15947/6735bc9fed641501c715d462/untuk-apa-beragama?page=2&page_images=1
Sumber Gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/kubah-masjid-yang-indah-dengan-latar-belakang-langit-biru-29809603/