Universitas Alma Ata – Kemajuan teknologi digital berkembang pesat dari hari ke hari. Teknologi sering dianggap sebagai “pisau bermata dua”; di satu sisi, ia mempermudah kehidupan manusia, baik dalam bisnis maupun pendidikan, tanpa batasan kemajuan. Di sisi lain, tanpa penggunaan yang bijak, teknologi dapat menjadi bumerang yang merugikan.
Teknologi Barat telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat, meningkatkan kualitas hidup. Namun, kemajuan ini sering kali tidak diimbangi dengan perilaku masyarakat yang bijak, seperti yang terlihat dalam kasus cyber bullying online. Oleh karena itu, literasi untuk menangkal cyber bullying menjadi solusi penting untuk remaja dalam menggunakan media digital secara bijaksana.
Menurut Kompas.com, jumlah pengguna internet di Indonesia diperkirakan melebihi 202 juta pada 2021, meningkat 15,5 persen dari tahun sebelumnya. Sebagian besar pengguna menggunakan smartphone, dengan hampir semua orang berusia 16-64 tahun memiliki perangkat ini. Smartphone menawarkan kemudahan dan fleksibilitas, dan rata-rata pengguna menghabiskan sekitar 8 jam sehari untuk menjelajahi web dan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Facebook.
Revolusi Industri 5.0, sebagai bagian dari transformasi digital, menyatukan informasi cyber-digital dan fisik secara real time. Perubahan teknologi yang cepat harus diimbangi dengan perubahan perilaku manusia, sehingga penting untuk memiliki literasi dalam menangkal cyber bullying, terutama di kalangan remaja yang aktif dengan perangkat digital.
Dosen Universitas Alma Ata menyoroti pentingnya kecerdasan dalam menggunakan media digital dalam kajian literasi digital bagi remaja di Yogyakarta. Survei menunjukkan bahwa tingkat apresiasi terhadap konten digital di kalangan remaja tidak memuaskan. Banyak remaja cenderung ceroboh dan tidak mengontrol informasi yang mereka terima dari media sosial.
Literasi untuk menangkal cyberbullying adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari sumber digital secara bijak. Penelitian tentang literasi digital telah berkembang pesat, dengan 83 artikel pada tahun 2012 dan 661 di antaranya diterbitkan dalam bahasa Inggris (A’Yuni, 2021). Meskipun banyak penelitian yang menunjukkan pentingnya literasi digital, ketidakjujuran dalam penggunaan media masih sering terjadi, menunjukkan perlunya literasi cyberbullying yang lebih baik.
Bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang teknologi dan informasi, kunjungi prodi Informatika di Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Sumber:
- A’Yuni, Q. Q. (2014). Literasi Digital Remaja Di Kota Surabaya.(Studi Deskriptif Tentang Tingkat Kompetensi Literasi Digital Pada Remaja SMP, SMA dan Mahasiswa di Kota Surabaya. Journal Unair.Ac.Id
- Belshaw, D. A. J. (2011). What is digital literacy? A Pragmatic investigation[University of Durham]. http://neverendingthesis.com/doug-belshaw-edd-thesis-final.doc
- BPS. (2021). Pengguna Terbanyak Kedua Dalam Penggunaan Media Digital. Bps.Go.Id.
- https://www.freepik.com/free-photos-vectors/two-people-discussing
- https://www.freepik.com/free-vector/cyber-bullying-concept_9009657.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=14111539-8df9-4f01-bc61-3735a974c2f2