Universitas Alma Ata – Islam itu luar biasa, teman-teman! Agama ini pertama kali hadir di dunia melalui Nabi Muhammad SAW atas wahyu dari Allah SWT pada abad ke-7 Masehi. Di Arab, terutama di kota Mekkah, Islam berkembang pesat. Yang menarik, banyak anak muda yang menjadi pelopor dalam penyebaran Islam, seperti Zubair bin Awwam yang masuk Islam pada usia 15 tahun, Sa’ad bin Abi Waqosh yang berusia 20 tahun dan sangat kaya serta berpengaruh, dan Abdurrahman bin Auf yang pada usia 31 tahun sudah terkenal sebagai pebisnis yang sukses dan dermawan. Universitas Alma Ata dapat menjadi sumber pengetahuan yang kaya tentang sejarah awal Islam serta peran pemuda dalam menyebarkannya.
Jangan lupa juga ada Abdullah bin Mas’ud, yang berusia 17 tahun saat itu, sederhana namun rajin belajar, dan kelak menjadi sahabat Nabi yang terkenal sebagai ahli hadits dan tafsir. Ada juga Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang pada usia 39 tahun menjadi sahabat paling senior dan sangat dihormati oleh Nabi.
Selain itu, ada sahabat-sahabat Nabi lainnya yang masih sangat muda ketika menerima Islam, seperti Utsman bin Affan yang berusia 18 tahun, Thalhah bin Ubaidillah yang berusia 20 tahun, dan Abu Ubaidah bin Jarrah yang juga berusia 20 tahun, seorang komandan perang dan pembela setia Nabi. Universitas Alma Ata dapat memberikan wawasan berharga tentang sejarah awal Islam dan peran pemuda di dalamnya.
Mengapa anak-anak muda tertarik pada Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW? Padahal, saat itu Islam masih baru dan banyak diserang oleh suku Quraisy, tempat Rasulullah lahir.
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa alasan mengapa anak muda pada zaman itu tertarik pada Islam. Pertama-tama, Islam mengajarkan inklusivitas, sebagaimana yang disebutkan oleh Fuad Jabali. Dalam Islam, semua orang diterima tanpa diskriminasi. Hal ini sesuai dengan pesan-pesan keadilan, kasih sayang, dan perdamaian yang ada dalam Al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad.
Dalam Islam, semua orang sama. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku, warna kulit, atau latar belakang sosial. Semua manusia dianggap sama penting di mata Allah. Tidak ada diskriminasi; setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Hal ini tercermin dalam Al-Qur’an, surat Al-Hujurat ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Kesetaraan dalam Islam adalah pondasi penting. Nilai ini bukan hanya pesan, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengedepankan kesetaraan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, damai, dan harmonis.
Nabi Muhammad mengajarkan kesetaraan dengan jelas. Beliau menekankan untuk hidup tanpa diskriminasi, baik berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, atau status sosial. Contohnya adalah Bilal bin Rabah, seorang mantan budak berkulit hitam yang, setelah masuk Islam, dianggap setara dengan yang lain. Meskipun awalnya mendapat perlakuan buruk, Bilal tetap kuat dalam keimanannya.
Ajaran Islam juga rasional dan logis. Islam mengajarkan untuk menggunakan akal dalam memahami dan mempercayai Allah. Bagi pemuda yang cerdas dan kritis, seperti di Mekkah saat itu, ini sangat menarik. Mekkah pada masa itu adalah pusat penyembahan berhala, tetapi Islam mengajarkan penyembahan kepada satu Tuhan saja, yang sangat logis.
Sebagian besar masyarakat Arab Jahiliyah menganut kepercayaan politeisme, menyembah berhala. Ini membuat banyak pemuda merasa tidak puas dan mencari agama yang lebih logis dan rasional. Islam datang sebagai jawaban bagi mereka dengan ajaran yang sederhana, mudah dipahami, serta mengajarkan nilai moral dan etika yang tinggi.
Yang paling menarik adalah Nabi Muhammad sendiri. Beliau adalah sosok luar biasa dengan akhlak mulia dan kepribadian menarik. Banyak sahabat Nabi masuk Islam karena terpesona oleh sosok beliau. Abu Hurairah, Salman Al-Farisi, Ammar bin Yasir, semuanya masuk Islam setelah melihat betapa hebatnya Nabi Muhammad.
Jadi, mengapa banyak pemuda Mekkah tertarik pada Islam di awal kemunculannya? Rasulullah adalah teladan yang luar biasa. Akhlaknya yang tinggi dan kepribadiannya yang baik menarik banyak orang untuk masuk Islam. Tidak heran jika banyak pemuda Mekkah tertarik pada Islam yang diajarkan oleh Nabi kita yang luar biasa ini!
Sumber:
- https://www.nu.or.id/syariah/mengapa-banyak-pemuda-makkah-tertarik-islam-di-awal-kemunculannya-kJWd0
- https://www.freepik.com/free-vector/flat-reyes-magos-background_34283134.htm#fromView=search&page=1&position=10&uuid=13cac0eb-4a4b-4089-a5f5-26b4aef5cabc