Mengapa Pemuda Madinah Tertarik Masuk Islam saat Nabi Muhammad Hijrah?

Mengapa Pemuda Madinah Tertarik Masuk Islam saat Nabi Muhammad Hijrah?

Universitas Alma Ata – Cerita tentang Islam di Madinah sangat menarik, terutama karena melibatkan pemuda-pemuda Madinah yang akhirnya memeluk agama Islam. Beberapa di antaranya adalah Suwaid bin Shamit, Iyas bin Muadz, dan Abu Dzar al-Giffari. Mengapa pemuda Madinah tertarik masuk Islam? Jawabannya sederhana: mereka menjalin persahabatan dengan Nabi Muhammad sebelum beliau hijrah ke Madinah. Nabi Muhammad telah berkomunikasi intens dengan pemuda-pemuda ini hampir empat tahun sebelum beliau pindah ke Madinah. Setiap musim haji, Nabi Muhammad sibuk bertemu dengan perwakilan individu dan kabilah dari Yatsrib untuk memperkenalkan Islam kepada mereka.

Syekh Shafiyurrahman al Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah, halaman 113, menceritakan bahwa pada bulan Dzulqa’dah tahun ke-10 dari Kenabian, atau awal Juli tahun 619 Masehi, Rasulullah membawa strategi baru. Dia mulai menawarkan Islam kepada berbagai kabilah, utusan resmi, dan individu karena musim haji merupakan kesempatan besar. Banyak peziarah dari luar Mekkah yang datang untuk beribadah di Ka’bah. Rasulullah melihat ini sebagai peluang emas untuk memperluas dakwah Islam, terutama setelah mendapat respon positif dari sebagian besar penduduk Mekkah.

Strategi dakwah Nabi Muhammad selama musim haji ternyata sangat sukses. Beberapa orang dari Madinah, yang saat itu dikenal sebagai Yatsrib, akhirnya tertarik dan memeluk Islam. Salah satu yang paling antusias adalah Suwaid bin Shamit, seorang penyair cerdas yang dijuluki al-Kamil oleh kaumnya karena ketampanan, keturunan, kehormatan, dan nasabnya. Catatan Mubarakfury menyebutkan bahwa Suwaid datang ke Mekkah untuk haji dan umrah. Di sana, dia bertemu dengan Rasulullah yang sedang berdakwah tentang Islam. Setelah mendengar penjelasan dari Rasulullah, Suwaid langsung tertarik dan masuk Islam. Dia kagum dengan keindahan Al-Qur’an yang dibacakan oleh Rasulullah. Suwaid kemudian menjadi sahabat setia Nabi dan salah satu penyebar ajaran Islam di Madinah, bahkan sebelum Nabi hijrah.

Sahabat Nabi lainnya dari Yatsrib yang memeluk Islam pada musim haji tahun 620 Masehi adalah Iyas bin Mu’adz. Dalam Sirah Nabawiyah halaman 119, Mubarakfury menceritakan bahwa Iyas memeluk Islam setelah mendengar langsung ajaran Islam dari Rasulullah SAW. Iyas dan temannya, Anas bin Rafi, datang ke Mekkah untuk meminta bantuan kaum Quraisy dalam perang suku Aus dan Khazraj di Madinah. Ketika mereka bertemu Rasulullah, beliau mengajak mereka berbicara dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Iyas sangat terkesan dengan ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah dan tanpa ragu mengucapkan dua kalimat syahadat, menjadi salah satu orang pertama yang masuk Islam di Madinah. Keislamannya menjadi contoh bagi penduduk Madinah lainnya.

Abu Dzar Al-Ghifari, sahabat Nabi yang terkenal dengan kezuhudan dan keilmuannya, juga masuk Islam pada periode Mekkah sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Saat itu, Abu Dzar sedang menggembala kambing di padang pasir dan bertemu dengan Suwaid bin Shamit dan Iyas bin Mu’adz. Keduanya menjelaskan tentang Islam kepada Abu Dzar yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Tanpa ragu, Abu Dzar mengucapkan syahadat dan menjadi Muslim. Dia kemudian kembali ke kampung halamannya dan mengajak keluarga serta kerabat dekatnya untuk masuk Islam.

Nabi Muhammad memiliki strategi dakwah yang unik, salah satunya adalah mengajak enam pemuda dari suku Khazraj yang sedang berbicara di Aqabah. Nabi Muhammad memperkenalkan dirinya sebagai nabi yang diutus Allah untuk membawa ajaran Islam. Keenam pemuda itu sudah mendengar kabar dari teman-teman Yahudi mereka bahwa akan ada nabi yang diutus dan mereka akan mengikutinya. Setelah mendengar penjelasan Nabi Muhammad tentang Islam, keenam pemuda itu mengucapkan syahadat dan berjanji untuk menyebarkan Islam di Madinah. Mereka dikenal sebagai “As-Sabiqunal Awwalun” atau “Orang-orang yang pertama kali memeluk agama Islam.”

Kisah pemuda Madinah yang menyambut Islam sangat menginspirasi dan menarik. Universitas Alma Ata dapat menjadi sumber yang kaya akan informasi dan pengetahuan terkait sejarah, budaya, dan ajaran Islam. Terus ikuti cerita menarik selanjutnya!

Sumber:

  • https://www.freepik.com/free-ai-image/view-photorealistic-muslim-people-with-animals-prepared-eid-al-adha-offering_186689797.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=13cac0eb-4a4b-4089-a5f5-26b4aef5cabc
  • https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/mengapa-pemuda-madinah-tertarik-masuk-islam-saat-nabi-hijrah-5URlg
1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.