Kisah Rasulullah Meminta Hujan

Kisah Rasulullah Meminta Hujan

Universitas Alma AtaWuih, kisah ini bener-bener bikin merinding, geng! Bayangin aja, Rasulullah waktu masih remaja, sekitar 8 tahunan, udah bisa bikin keajaiban kayak gini. Gak main-main, loh!Jadi, begini ceritanya. Mekkah lagi pada musim kemarau yang parah. Hujan? Lupa deh! Udah berbulan-bulan, tanahnya udah kering dan orang-orang pada kelaparan. Bener-bener gawat!

Cerita ini banyak diceritain sama para ulama besar loh, salah satunya Ibnu Asakir. Beliau nulis di bukunya, “Tarikh Madinah Dimasyq.” Mereka semua ngomong, gak ada hujan yang turun, dan Mekkah jadi kayak padang pasir.

Nah, di tengah kekacauan ini, para boss besar di Mekkah, yang disebut pemuka Quraisy, pada ngebut buat cari solusi. Langsung deh, mereka pikirin Abu Thalib, paman Rasulullah. Kenapa? Ya, karena Abu Thalib itu orangnya keren, baik hati, dan dikenal banyak orang. Mereka yakin, doa dari Abu Thalib pasti makbul.

Oke, geng, cerita lanjutannya ini benar-benar bikin kita terkagum-kagum. Jadi, Abu Thalib ngajak Rasulullah yang masih kecil banget ke area Ka’bah. Lo tau kan Ka’bah? Tempat sakral di Mekkah itu. Nah, disitu, Abu Thalib langsung aksi. Dia tempel-in punggung Rasulullah ke dinding Ka’bah dan pegang erat-erat kedua tangan beliau.

Nah, di momen itu, alam sekitar jadi ‘ngamuk’. Langit yang biasanya cerah tiba-tiba jadi item mendung. Dan yang bikin kita terpesona, hujan langsung turun deras gak karuan! Lembah yang tadinya kering banget, langsung jadi rame-rame airnya. Tanaman-tanaman yang udah hampir nyungsep, sekarang kembali hidup segar bugar.

Gak heran deh, semua orang di Quraisy pada terkagum. Mereka akhirnya ngerti, Rasulullah ini bukan main-main. Meskipun masih muda, keistimewaan yang dimiliki Rasulullah itu luar biasa, geng. Udah kayak superhero dalam dunia nyata!

Ngomongin Rasulullah SAW, gak bisa dipungkiri, beliau emang beda dari kecil. Kisah ini buktiin banget, ya! Wajah yang bener-bener mulia punya dampak luar biasa. Rasulullah udah bisa bawa hujan di saat kemarau, loh. Keren banget!

Gak cuma itu, kisah ini juga ngasih pelajaran penting buat kita. Bahwa kita seharusnya selalu berdoa ke Allah SWT, apalagi pas lagi kena musibah. Rasulullah udah jadi contoh nyata bahwa doa itu ampuh dan bisa jadi solusi atas masalah.

 Hayo, siapa yang udah tau kalo kisah hebat ini juga dicatat dalam kitab Syekh Shafiyurrahman Mubarakfuri, “Ar-Rahiq al-Makhtum”? Keren banget kan! Di halaman 49, lo bisa temuin cerita yang gak kalah serunya.

Jadi ceritanya, setelah diasuh oleh ibu susunya, Halimah dan Ummu Salamah, Rasulullah SAW kembali ke Mekah. Tapi nah, Mekah lagi krisis, geng. Musim kemarau panjang bikin semua jadi kering, tanaman-tanaman mati, dan air minum langka.

Lo bayangin aja, penduduk Mekah pada stres berat. Hidup mereka jadi berantakan. Pertanian gagal total, ternak banyak yang mati. Sampe-sampe, mereka akhirnya ngumpul ke Abu Thalib buat minta solusi. Itu loh, Abu Thalib yang udah terkenal baik hati dan dihormati.

أخرج ابن عساكر عن جلهمة بن عرفطة قال: قدمت مكة وهم في قحط، فقالت قريش: يا أبا طالب! أقحط الوادي، وأجدب العيال، فهلم فاستسق، فخرج أبو طالب ومعه غلام، كأنه شمس دجن، تجلت عنه سحابة قثماء، حوله أغيلمة، فأخذه أبو طالب، فألصق ظهره بالكعبة، ولاذ بإصبعه الغلام، وما في السماء قزعة، فأقبل السحاب من ههنا وههنا، وأغدق واغدودق، وانفجر الوادي وأخضب النادي والبادي، وإلى هذا أشار أبو طالب حين قال :وأبيض يستسقي الغمام بوجهه … ثمال اليتامى ع

Artinya: “Ibnu Asakir meriwayatkan dari Jalhumah bin Urfathah, dia berkata: Aku datang ke Mekah dan mereka sedang mengalami kekeringan. Maka, kaum Quraisy berkata, “Wahai Abu Thalib! Lembah ini sedang mengalami kekeringan, dan anak-anak kami sedang mengalami kelaparan, maka datanglah dan mintalah hujan.   Maka, Abu Thalib keluar bersama seorang anak laki-laki, yang wajahnya bagaikan matahari di waktu senja. Sebuah awan putih muncul darinya, dikelilingi oleh anak-anak kecil. Abu Thalib mengambil anak laki-laki itu, menempelkan punggungnya ke Ka’bah, dan memegang jari anak laki-laki itu, padahal di langit tidak ada awan sama sekali. Maka, awan datang dari sana-sini, turun dengan deras, dan lembah meluap. Kota dan sekitarnya menjadi basah.

Kemudia Abu Thalib memberi isyarat ini dalam syair; Putih berseri meminta hujan dengan wajahnya Penolong anak yatim dan pelindung wanita janda.

Meminta hujan saat menjadi Rasul 

 Nah, geng, kalo kita bicara soal mukjizat Rasulullah, ceritanya gak cuma satu. Ada lagi nih kisah yang ditulis oleh Imam Bukhari, yang emang terkenal banget sebagai ahli hadits. Dia ceritain kalo setelah Rasulullah diangkat jadi Rasul, Mekah lagi-lagi dilanda musim paceklik yang super parah. Bener-bener ujian berat buat penduduknya.

Lalu, mereka akhirnya nyari Rasulullah buat minta tolong, pengen banget hujan turun. Cerita ini juga dijelasin lebih lanjut sama Imam Ibnu Katsir di kitabnya, “al Bidayah wa an Nihayah.” Kalo lo mau tau detailnya, bisa cek di Jilid 8 halaman 589.

وقال البخاري : ثنا محمد – هو ابن سلام – ثنا أبو ضمرة ، ثنا شريك بن عبد الله بن أبي نمر ، أنه سمع أنس بن مالك يذكر أن رجلا دخل المسجد يوم جمعة من باب كان وجاه المنبر ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم يخطب ، فاستقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم قائما ، فقال يا رسول الله هلكت الأموال ، وتقطعت السبل ، فادع الله لنا يغيثنا . قال : فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه ، فقال : ” اللهم اسقنا ، اللهم اسقنا ، اللهم اسقنا ” قال أنس : ولا والله ما نرى في السماء من سحاب ولا قزعة ولا شيئا ، ولا بيننا وبين سلع من بيت ولا دار . قال : فطلعت من ورائه سحابة مثل الترس ، فلما توسطت السماء انتشرت ثم أمطرت . قال : فوالله ما رأينا الشمس سبتا ، ثم دخل رجل من ذلك الباب في الجمعة المقبلة ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم يخطب ، فاستقبله قائما ، وقال : يا رسول الله هلكت الأموال ، وانقطعت السبل ادع الله أن يمسكها . قال : فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه ، ثم قال : ” اللهم حوالينا ، ولا علينا ، اللهم على الآكام والجبال والظراب والأودية ، منابت الشجر ” قال : فانقطعت وخرجنا نمشي في الشمس . قال شريك : فسألت أنسا : أهو الرجل الأول ؟ قال : لا أدري  

 Imam Bukhari berkata:  Muhammad bin Salam, Abu Dhamrah, dan Syarik bin Abdullah bin Abi Nimar menceritakan kepadaku, bahwa mereka mendengar Anas bin Malik menceritakan bahwa seorang pria masuk ke masjid pada hari Jumat dari pintu yang menghadap mimbar, sementara Rasulullah SAW sedang berkhutbah. Pria itu berdiri menghadap Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan telah putus. Doakanlah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan untuk kami.”   

Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, turunkan hujan untuk kami, ya Allah, turunkan hujan untuk kami, ya Allah, turunkan hujan untuk kami.”   Anas berkata; “Demi Allah, kami tidak melihat awan, hujan, atau apa pun di langit, atau antara kami dan barang-barang rumah atau rumah”.   

Lalu muncullah awan dari belakangnya seperti perisai. Ketika awan itu berada di tengah langit, awan itu menyebar dan kemudian turun hujan.   

Anas berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama seminggu,”.  Kemudian, seorang pria masuk dari pintu itu pada Jumat berikutnya, sementara Rasulullah sedang berkhutbah. Pria itu berdiri menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan telah putus. Doakanlah kepada Allah agar Dia menghentikan hujan.”   

Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, turunkan hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkan hujan di atas bukit-bukit, gunung-gunung, lereng-lereng, dan lembah-lembah, tempat tumbuhnya pepohonan.”

Hujan pun berhenti, dan kami keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari. Syarik berkata, “Aku bertanya kepada Anas: Apakah itu pria yang sama?,”. Anas menjawab, “Aku tidak tahu,”

Sumber:

  • https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-rasulullah-meminta-hujan-saat-kemarau-panjang-tV40W
  • https://www.freepik.com/free-vector/flat-monsoon-season-illustration-with-man-facing-strong-winds-with-umbrella_27999499.htm#fromView=search&page=1&position=14&uuid=d48d2003-c3f1-4c5e-ba2c-83b6f1587c08
1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.