Kenali Stunting Sejak Dini

Kenali Stunting Sejak Dini

Oleh : Arantika Meidya Pratiwi, SST., M.Kes

  1. Pengertian Stunting

Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.

  1. Kondisi Stunting di Indonesia

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami masalah gizi lain.

Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi. Di kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Cambodia.

  1. Bahaya Stunting

Stunting dapat dapat memberikan dampak buruk, antara lain:

  1. hambatan pertumbuhan fisik 
  2. meningkatkan kerentanan terhadap penyakit (mudah sakit)
  3. Fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang
  4. mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya,
  5. Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa,
  6. Saat tua berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan (diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke) 
  7. Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi, antara lain:

  1. Faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
  2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan,
  3. Masalah terbatasnya layanan kesehtan,
  4. Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi.

Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.

  1. Ciri Stunting pada Anak

Referensi:

  • KEMENKES RI. 2018. Pedoman Strategi Komunikasi : Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Indonesia. Jakarta 
  • Kementerian/Lembaga Pelaksana Program Pencegahan Anak Kerdil (Stunting). 2018. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Jakarta : Sekretariat Wakil Presiden RI
  • Millati, NA; dkk. 2021. Cegah Stunting Sebelum Genting : Peran remaja dalam Pencegahan Stunting. Jakarta : Gramedia
1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.