Yogya.com – (18/12/2021) TAHUKAH tentang Fetal Movement Count? Yakni menghitung gerakan janin dalam satuan waktu tertentu, merupakan upaya seorang ibu hamil untuk memantau kesejahteraan janinnya, meyakinkan bahwa janinnya baik-baik saja dan secara tidak langsung sebagai upaya menurunkan angka kematian perinatal (kematian janin dan bayi baru lahir).
Edukasi menghitung gerakan janin ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Alma Ata (UAA) yang bekerja sama dengan Puskesmas Sedayu II, Bantul.
Kegiatan ini melibatkan ibu hamil dan kader posyandu sebagai gate keeper. Kegiatan berupa edukasi bagi ibu hamil tentang cara menghitung gerakan janinnya secara mandiri saat dirumah dan cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kesejahteraan janin melalui gerakannya yang teraba dari dinding perut ibu. Karena kegiatan dilakukan di masa pandemic Covid-19 dan berusaha menghindarkan ibu hamil dari kerumunan, maka kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan door to door ke rumah-rumah ibu hamil dan didampingi kader posyandu.
“Edukasi pemantauan kesehatan janin secara sederhana penting diberikan pada ibu hamil, terlebih di masa pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. Harapannya, edukasi ini dapat membantu ibu untuk memantau janinnya dan mengurangi cemas karena masih terdapatnya pembatasan kunjungan ibu hamil di pelayanan kesehatan,” jelas Erni Samutri SKep Ns MKep, dosen penggagas dan pembimbing kegiatan ini, Sabtu (18/12/2021).
Kegiatan ini diberikan melalui media video animasi singkat dan buku diary untuk mengisi hitungan gerakan janin. Diary ini nantinya dapat dibawa ibu hamil saat kontrol ke palayanan kesehatan. Ibu hamil yang terlibat tampak menyambut baik kegiatan ini.
“Kegiatan ini bisa membantu saya mengetahui kalau janin bergerak berarti dia sehat, terus kita juga mengetahui pola pergerakan janin aktif pada pagi hari atau malam hari. Tapi kalau janin saya, setelah saya perhatikan aktifnya pada malam hari setelah makan,” ujar salah satu ibu hamil yang mendapatkan edukasi.
Kegiatan ini juga melibatkan kader Posyandu. Dilakukan agar tidak hanya individu ibu hamil saja yang memahami tentang pentingnya menghitung gerakan janin, namun juga kader posyandu yang diharapkan dapat menyebarkan edukasi ini kepada ibu hamil lainnya. “Kedepannya, kami ingin merencanakan pelatihan edukasi hitung gerakan janin ini kepada kader Posyandu, tentunya dengan melibatkan pihak Puskesmas Sedayu II. Sehingga akademisi dan praktisi akan semakin bersinergi dalam mencapai tujuan penuruan angka kematian bayi dan peningkatan kesejahteraan ibu dan janin di wilayah Bantul,” tandasnya. (*)