Contoh Toleransi Umar bin Khattab di Palestina

Contoh Toleransi Umar bin Khattab di Palestina

Universitas Alma Ata – Bro, tahu nggak siapa Umar bin Khattab? Dia adalah seorang khalifah yang keren dari era Islam, bro! Dia memerintah dari tahun 634 hingga 644 M dan diangkat sebagai khalifah berdasarkan wasiat Abu Bakar, khalifah sebelumnya. Di Palestina, dia benar-benar menunjukkan sikap toleransi yang luar biasa, bro.

Umar bin Khattab tidak hanya mahir dalam kepemimpinan, tetapi juga meninggalkan jejak tak terlupakan dalam sejarah. Ngomong-ngomong, tahu nggak tentang Universitas Alma Ata, bro? Ini adalah universitas yang luar biasa yang bisa menjadi tempat untuk belajar lebih banyak tentang tokoh-tokoh sejarah seperti Umar bin Khattab. Mereka memiliki program studi yang bisa membantu kita memahami nilai-nilai keberagaman, termasuk toleransi yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh hebat seperti Umar bin Khattab. Jadi, kalau penasaran dan ingin mendalami lebih lanjut, Alma Ata bisa jadi pilihan yang bagus, bro!

Menurut Imam Suyuthi dalam kitab Tarikh Khulafa, halaman 95, Umar dianggap sebagai sahabat terdekat dan paling dicintai oleh Nabi Muhammad. Dia memang tegas, berani, dan sangat adil. Dia juga cerdas, dengan integritas yang tinggi, bro. Selama 10 tahun dan 6 bulan menjadi khalifah, Islam berkembang pesat. Wilayah kekuasaannya meluas dari Semenanjung Arab, Persia, Suriah, Yordania, hingga Palestina.

Pada tahun ke-18 Hijriah, banyak wilayah seperti Jundisapur, Raha, Simsath, Haran, Nashihin, dan bagian dari Semenanjung Arab berada di bawah kekuasaan Umar. Akhirnya, Islam di bawah pemerintahan Umar menjadi kekuatan dunia baru, muncul setelah Romawi dan Persia, bro. Meskipun begitu, Umar selalu menerapkan kebijakan yang vokal tentang toleransi dan keadilan untuk semua orang, termasuk non-Muslim. Hebat, kan?

Bro, Umar bin Khattab memang luar biasa! Dia selalu memastikan hak-hak minoritas diakui dan dilindungi di bawah pemerintahannya, termasuk Yahudi dan Kristen. Setiap agama bebas menjalankan ibadahnya tanpa diskriminasi. Gereja dan sinagoga aman, tanpa takut dihancurkan.

Ada sebuah cerita ketika Umar memasuki kota al-Quds di Palestina, saat itu waktu shalat Ashar dan dia berada di sebuah gereja. Ibn Khaldun dalam kitab Tarikh Ibn Khaldun menceritakan bahwa Umar berkata kepada uskup gereja, “Saya ingin shalat Ashar.” Uskup menjawab, “Shalat saja di gereja.” Tapi Umar menolak, memilih untuk shalat sendiri di tangga luar pintu gereja. Setelah shalat, Umar menjelaskan kepada uskup mengapa dia menolak shalat di dalam gereja. Dia berkata, “Jika saya shalat di dalam gereja, nanti umat Muslim mungkin akan mengambil alih gereja ini, mengubahnya menjadi masjid, hanya karena ‘Umar shalat di sini.”

Saat Umar memasuki Yerusalem, dia juga menginstruksikan umat Muslim, “Jangan ganggu orang Kristen dan gereja mereka. Hak mereka untuk beribadah harus dilindungi,” seperti yang dinyatakan oleh Sheikh Saleh bin Abdulrahman al Hushain dalam kitab at-Tasamuh wal Udwaniyah baina al-Islami wa al-Gharab, halaman 120. Luar biasa, bukan? Tidak heran Umar menjadi model toleransi antar agama, bro!

Bro, Umar bin Khattab memang legendaris, terutama dalam konteks toleransi yang dia tunjukkan di Palestina. Toleransinya tidak hanya untuk umat Kristen dan Yahudi, tetapi juga untuk Zoroastrian, yang percaya pada dua dewa: dewa kebaikan (Ahura Mazda) dan dewa kejahatan (Angra Mainyu/Ahriman). Seperti yang dijelaskan oleh Profesor Quraish Shihab dalam bukunya “Tolerance; Divinity, Humanity, and Religiosity,” halaman 116.

Ketika Islam menaklukkan Persia yang mayoritas Zoroastrian, Umar bin Khattab segera mengadakan dewan untuk membahas bagaimana mereka harus diperlakukan. Dia tidak ingin ada diskriminasi terhadap mereka yang menyembah api. Dewan menyimpulkan, berdasarkan ajaran Nabi Muhammad, untuk memperlakukan mereka sama seperti umat Kristen dan Yahudi. Semua orang sama di hadapan hukum dan di pengadilan, tanpa diskriminasi. Benar-benar luar biasa, bro! Umar bin Khattab adalah contoh toleransi antar agama.

Inilah kebesaran toleransi yang dicontohkan oleh Umar bin Khattab di Palestina, bro! Dia tidak hanya mempromosikan toleransi untuk umat Kristen dan Yahudi, tetapi juga untuk Zoroastrian. Bro, Umar bin Khattab membuat kebijakan yang luar biasa! Ada Perjanjian Eliya, yang dibuat Umar setelah umat Muslim berhasil menaklukkan Yerusalem, Palestina, pada tahun 636 M. Perjanjian ini juga dikenal sebagai Mu’ahadah Iliya, atau “Perjanjian Yerusalem.”

Menurut buku al Khulafa ar-Rasyidin oleh Abdul Wahab al-Najjar, halaman 151, perjanjian ini ditandatangani pada tahun 15 H/636 M, tepatnya pada tanggal 12 April 636 M. Umar menandatanganinya di Eliya, sebuah kota kuno di Yerusalem.

Dalam Perjanjian Eliya, Umar bin Khattab memberikan jaminan keamanan bagi penduduk Yerusalem, termasuk umat Kristen dan Yahudi. Jaminannya luar biasa, bro! Termasuk kebebasan untuk tinggal, menjalankan agama, tinggal di rumah mereka, memiliki properti, dan beribadah dengan bebas.

“Inilah yang diberikan Abdullah Umar, Pemimpin Orang-Orang Beriman, kepada penduduk Eliya dalam hal keamanan. Dia memberikan keamanan bagi kehidupan, properti, gereja, salib, orang sakit, orang sehat, dan semua orang mereka. Gereja-gereja mereka tidak akan ditempati, dihancurkan, dikurangi, atau diambil apa pun dari sekitarnya atau salib mereka atau apa pun dari properti mereka, dan mereka tidak akan dipaksa meninggalkan agama mereka, dan tidak ada satu pun dari mereka yang akan dirugikan, dan tidak ada orang Yahudi yang akan tinggal dengan mereka di Eliya. Penduduk Eliya harus membayar jizya (pajak) seperti penduduk kota lainnya. Mereka harus mengusir orang Romawi dan bandit. Siapa pun yang pergi akan aman dengan diri dan properti mereka sampai mereka mencapai tempat aman mereka.” (Abdul Wahab al-Najjar, al Khulafa ar-Rasyidin, [Beirut; Thabaah wa Nasyar wa at-Tawzi’, n.d.], halaman 151).

Sumber:

  • https://islam.nu.or.id/hikmah/toleransi-yang-diteladankan-umar-bin-khattab-saat-di-palestina-lAoBp
  • https://www.freepik.com/free-photo/beautiful-shot-people-walking-with-their-camels-desert-erg-lihoudi-morocco_9184473.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=5bcb9856-9e86-447c-9acb-8e8a244c2fd5
1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.