Cara Meningkatkan Sikap Toleransi di Kalangan Generasi Milenial

Cara Meningkatkan Sikap Toleransi di Kalangan Generasi Milenial

Universitas Alma Ata – Seiring dengan bertambahnya pengalaman hidup, kita akan sering bertemu dengan berbagai jenis karakter, sifat, dan prinsip dari orang-orang di sekitar kita, terutama di kalangan teman-teman. Perbedaan pandangan, prinsip, ide, dan latar belakang merupakan hal yang umum, terutama saat kita semakin dewasa dan semakin jelas dalam mengejar impian masing-masing. Di Indonesia, yang kaya akan keberagaman, masyarakat telah terbiasa dengan perbedaan ini dan belajar untuk hidup berdampingan. Kehidupan dalam keragaman ini mengajarkan kita untuk mengembangkan sikap toleransi. Menurut penelitian dari IDN Research Institute, generasi muda Indonesia menunjukkan optimisme dalam menjaga toleransi dan memiliki visi bersama untuk membangun persatuan bangsa. Mereka mampu mendengarkan dan menerima perbedaan pendapat atau ide, meskipun tidak selalu sepakat.

Perbedaan adalah hal yang wajar dan bisa dikelola selama ada toleransi sosial. Ini berarti kita dapat saling memahami dan menghargai satu sama lain. Berikut adalah beberapa langkah untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks pendidikan remaja:

  1. Menjalin Persahabatan dengan Semua Orang:
    Di masa-masa produktif, remaja perlu menjalin pertemanan dengan banyak orang. Dalam proses ini, mereka akan berkenalan dengan individu dari berbagai latar belakang. Keberagaman bukanlah masalah jika dijalani dengan tulus dan komitmen untuk menghargai pandangan orang lain.
  2. Menghindari Memotong Pembicaraan:
    Meskipun remaja sering terlibat dalam diskusi dan berbicara, kebiasaan memotong pembicaraan orang lain bisa menjadi masalah. Mendengarkan hingga selesai adalah kunci untuk benar-benar memahami pesan yang disampaikan dan memberikan penghargaan yang lebih besar.
  3. Memberikan Apresiasi dan Kritik Konstruktif:
    Diskusi sering melibatkan pro dan kontra. Remaja bisa menyampaikan pendapat atau kritik mereka, tetapi penting untuk melakukannya dengan cara yang sopan tanpa menghakimi lawan bicara. Mulailah dengan memberikan apresiasi sebelum menyampaikan pandangan, dan siap untuk menerima kritik dengan sikap terbuka.
  4. Mengurangi Penilaian Tanpa Kenal:
    Remaja perlu mengurangi kebiasaan menilai orang berdasarkan tindakan atau faktor-faktor seperti ras atau suku. Lebih baik melihat dari berbagai sudut pandang dan berusaha memahami alasan di balik perilaku seseorang.

Perbedaan tidak bisa dihindari, terutama di Indonesia dengan keberagaman suku, ras, dan agama. Namun, membangun dan mengembangkan rasa toleransi adalah suatu keharusan. Sebagai generasi penerus bangsa, pendidikan remaja memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi positif dan mendukung visi Indonesia yang bersatu dan harmonis.

Sumber:

  • https://www.freepik.com/free-photo/helping-each-other_12163719.htm#fromView=search&page=1&position=51&uuid=f667ef46-8acc-4704-bd2a-a3ac768d6463
  • https://www.kompasiana.com/raihanwz410/6295d5a553e2c36b7248a744/toleransi-di-kalangan-milenial
1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.