Universitas Alma Ata – Bani Hasyim dan Bani Muthalib tuh juara banget. Mereka bela Rasulullah sampai habis-habisan, walau harus hadapi risiko gede. Sampe-sampe, orang Quraisy yang udah kepepet banget, ngeluarin kebijakan ajaib yang tujuannya cuma satu: pengen Rasulullah dan kawan-kawannya yang dari dua klan itu dijatuhkan.
Kebijakan ala orang Quraisy itu sungguh licik. Isinya, nggak boleh deh nikah atau berbisnis sama Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Plus, nggak boleh bantuin mereka apa-apa. Intinya, mereka di-blacklist banget deh! Dan, untuk memperkuat janji kejam mereka, mereka tulis semua itu di lembaran kertas yang berisi perjanjian nggak manusiawi. Intinya, “Bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdamaian dari Bani Hasyim dan tidak akan berbelas kasihan terhadap mereka, kecuali jika mereka bersedia menyerahkannya (Rasulullah saw) untuk dibunuh.” (cek aja di Al-Mubarakfuri, Rahiq al-Makhtum, hal. 106)
Nah, perjanjian mengerikan itu juga diumumkan di Ka’bah. Tapi, Bani Hasyim dan Bani Muthalib, apapun status mereka, tetep solid belain Rasulullah. Mereka bersembunyi di celah-celah bukit, khususnya di tanah milik Abu Thalib. Ada yang bilang mereka ngumpul di sana pas malam pertama bulan Muharram tahun ketujuh kenabian. Seru, kan? Emang bener-bener bukti kegigihan dan cinta mereka ke Rasulullah.
Wah, coba bayangin deh, kalian diusir cuma gara-gara beda keyakinan. Orang yang udah beriman maupun yang belum, sama-sama dianaktirikan. Kecuali, ya, Abu Lahab, yang untungnya nggak ikut-ikutan boikot. Ini semua berlangsung selama tiga tahun lho, dari Muharram tahun ketujuh kenabian sampai Muharram tahun ke-10.
Gak bisa dibayangin betapa beratnya hidup Bani Hasyim dan Bani Muthallib di masa itu. Bayangin aja, mereka sampe makan dedaunan dan kulit-kulit karena nggak ada makanan lain. Suasana jadi mencekam banget, teriakan dan tangis dari para wanita dan bayi yang kelaparan. Parah banget!
Terus, tiap ada sahabat Rasulullah yang coba beli makanan, Abu Lahab selalu bikin susah. Dia suruh pedagang ngejualin makanan dengan harga mahal banget, sampe sahabat itu gak bisa beli. “Wahai pedagang, naikkan harga kalian untuk para sahabat Muhammad, supaya mereka tidak dapat membeli apapun!” Seru Abu Lahab. (cek di Al-Buthi, Fiqh al-Sirah, hal. 86)
Tapi untungnya, setelah tiga tahun itu, beberapa orang dari Bani Qushay akhirnya protes dan mau batalin perjanjiannya. Dan, yang seru lagi, Allah punya cara sendiri buat ngasih tahu kalau perjanjian itu gak ada artinya. Dia kirim pasukan rayap buat makan lembaran perjanjiannya yang digantung di Ka’bah. Keren, kan? (cek di Al-Buthi, Fiqh al-Sirah, hal. 86)
Gak nyangka deh, gimana sih ceritanya? Pas Rasulullah dapet kabar kalau lembaran perjanjiannya dimakan rayap, pasti kaget banget! Trus, beliau cerita ke Abu Thalib. Nah, si Abu Thalib yang tau kalau ini serius, langsung datengin orang Quraisy buat cek sendiri.
Pas dibuka, ternyata beneran! Lembaran perjanjiannya udah hancur dan tinggal tulisan “Allah”. Tapi, gak tau kenapa, orang Quraisy malah nyangka kalau ini trik sihir dari Rasulullah. “Hah, ini kan cuma sihir dari Muhammad!” ujar mereka (cek di Al-Buthi, Fiqh al-Sirah, hal. 87).
Beruntungnya, gak lama kemudian, ada lima tokoh Quraisy yang berani tampil buat cabut embargo itu. Mereka ini orang-orang hebat, yaitu Hisyam bin Amr bin Harits, Zuhair bin Umayyah, Muth’im bin ‘Adi, Abul Bakhtari bin Hisyam, dan Zam’ah bin Aswad. Yang paling berani pertama kali ngomong mau cabut embargo adalah Zuhair bin Umayyah. Nah, Muth’im bin ‘Adi malah nekat robek lembaran perjanjiannya!
Setelah itu, mereka semua langsung ketemu Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan orang-orang yang dulu diboikot. Akhirnya, mereka semua bisa bebas dan pulang ke rumah masing-masing. Keren banget, kan? Akhirnya semua beres dan gak ada lagi yang diboikot!
Sumber:
- https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-kepedihan-bani-hasyim-dan-bani-muthalib-saat-diboikot-kafir-quraisy-Meb8T
- https://id.pinterest.com/pin/5277724557131565/