Universitas Alma Ata – Data asesmen nasional 2022 dan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan literasi baca anak-anak Indonesia masih di bawah standar minimum. Berbagai faktor seperti disparitas regional, ketidaksetaraan sosial ekonomi, perbedaan teknologi pembelajaran, dan kurangnya akses ke buku berkualitas di sekolah menjadi penyebab utama rendahnya minat baca. Tantangan signifikan lainnya adalah alih aksara dari abjad Jawa kuno ke abjad Latin yang berkaitan dengan transliterasi.
Di lingkungan Keraton Yogyakarta, pengelolaan manuskrip atau naskah tulisan tangan juga menghadapi kesulitan serupa. Proses alih aksara dari huruf Jawa ke huruf Latin memerlukan pemahaman khusus bahasa Jawa. Tidak semua naskah bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia karena dapat mengubah makna asli, sehingga sebagian besar naskah hanya dapat dialihaksarakan tanpa diterjemahkan.
Meskipun demikian, upaya meningkatkan literasi terus dilakukan, termasuk di lingkungan Keraton. Kegiatan literasi seperti pengajaran kebudayaan dan bahasa Jawa menjadi bagian dari upaya tersebut. Pemerintah juga telah mengambil langkah-langkah melalui platform Merdeka Belajar, yang mencakup Kurikulum Merdeka dan Pelestarian Bahasa Daerah.
baca juga : Perbedaan Program Vokasi dan Sarjana
Pentingnya buku berkualitas juga mendapat perhatian, dengan program Literasi Baca pembagian buku bermutu untuk meningkatkan literasi anak-anak. Acara seperti Hari Buku Nasional dimanfaatkan untuk menggalakkan kegiatan membaca bersama dan pembagian buku secara massal. Pemerintah juga berusaha memastikan akses buku berkualitas ke sekolah-sekolah dan masyarakat umum melalui hibah buku.
sumber : https://www.kompas.com/edu/read/2024/05/31/121516971/soal-literasi-baca-alih-aksara-juga-jadi-tantangan?page=all#page2
sumber img : https://pin.it/1V84ZH6VS
