Universitas Alma Ata – Reaksi reduksi dan oksidasi, atau yang dikenal dengan reaksi redoks, merupakan perubahan bilangan oksidasi atom-atom dalam suatu reaksi kimia, sering kali melibatkan transfer elektron. Contoh umum adalah oksidasi karbon menjadi karbon dioksida atau reduksi karbon oleh hidrogen yang menghasilkan metana (CH4). Dalam tubuh manusia, oksidasi gula adalah contoh reaksi redoks yang penting.
Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu molekul, atom, atau ion, sedangkan reduksi adalah penambahan elektron. Oksidasi merujuk pada peningkatan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi pada penurunan bilangan oksidasi. Meskipun sering kali melibatkan transfer elektron, beberapa reaksi redoks tidak melibatkan transfer ini, seperti reaksi metatesis yang melibatkan ikatan kovalen.
Fungsi Reaksi Redoks
Reaksi redoks memiliki berbagai fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Korosi: Reaksi antara logam, oksigen, dan air yang menghasilkan karat pada besi. Memahami reaksi ini membantu dalam pengembangan metode perlindungan terhadap korosi.
- Sumber Energi: Proses redoks adalah sumber energi utama dalam proses biologis dan industri. Contohnya, metabolisme glukosa menghasilkan energi dalam sel, dan dalam industri, reaksi redoks digunakan dalam pembangkit listrik seperti sel bahan bakar.
- Penggunaan Bahan Bakar: Pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin dan batu bara adalah proses redoks yang menghasilkan energi serta produk sampingan seperti karbon dioksida dan air.
- Elektrokimia: Reaksi redoks mendasari berbagai proses elektrokimia, termasuk baterai dan sel elektrolisis yang menggunakan arus listrik untuk memicu reaksi.
- Perubahan Warna: Beberapa reaksi redoks menyebabkan perubahan warna dalam larutan atau padatan, yang berguna dalam uji kualitatif dan analisis kimia kuantitatif.
Konsep Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi menunjukkan muatan positif atau negatif pada suatu atom. Untuk memahaminya, penting untuk mengetahui aturan-aturan dalam menetapkan bilangan oksidasi:
- Unsur dalam keadaan bebas memiliki bilangan oksidasi 0 (misalnya, H2, O2, Na).
- Ion monoatom dan poliatom memiliki bilangan oksidasi sesuai muatan ionnya (misalnya, Na+ adalah +1, SO42- adalah -2).
- Unsur golongan IA, IIA, dan IIIA memiliki bilangan oksidasi sesuai kelompoknya (misalnya, Na dalam NaCl adalah +1, Mg dalam MgSO2 adalah +2).
- Golongan transisi memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi (misalnya, Cu bisa +1 atau +2).
- Jumlah total bilangan oksidasi dalam ion sama dengan muatannya (misalnya, NH4+ adalah +1).
- Total bilangan oksidasi dalam senyawa adalah 0 (misalnya, H2O).
- Bilangan oksidasi hidrogen bergantung pada ikatan dengan logam atau non-logam (misalnya, H dalam AlH3 adalah -1).
- Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa peroksida adalah -1, dan dalam senyawa non-peroksida adalah -2 (misalnya, BaO2 adalah -1).
Menentukan Reaksi Reduksi dan Oksidasi
Dalam reaksi redoks, terdapat agen pereduksi dan agen pengoksidasi. Agen pereduksi mengalami oksidasi, sementara agen pengoksidasi mengalami reduksi.
Contoh reaksi:
Mg(s)+2HCl→MgCl2(aq)+H2(g)Mg(s)+2HCl→MgCl 2 (aq)+H 2 (g)
]- Mg berubah dari bilangan oksidasi 0 menjadi +2 (oksidasi, agen pereduksi).
– H dalam HCl berubah dari +1 menjadi 0 (reduksi, agen pengoksidasi).
sumber : https://blog.maukuliah.id/reaksi-adalah/
sumber img : https://www.freepik.com/free-photo/assorted-mixed-fruits_4124552.htm#fromView=search&page=1&position=11&uuid=406164e5-6437-4232-a8e5-73b5c27885a2