Yogyapos.com (BANTUL) – (31/12/2021) Agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Agama dan nilai-nilai keagaaman merupakan kekuatan terkuat yang mampu mengubah polapikir, perilaku, praktik sosial dan budaya di masyarakat. Agama juga sebagai pendorong bagi para penganutnya untuk mewujudkan tatanan kehidupan dan peradaban yang lebih baik.
Keberadaan masyarakat yang taat menjalankan ajaran dan nilai-nilai keagaamaan yang dianutnya merupakan modal untuk mewujudkan tatanan kehidupn masyarakat yang gemahripah lohjinawi tata tentrem kerta raharja – baldatun tayyibatun warabbun gafuur.
Salah satu praktik keagaamaan yang lazim ditemui di Indonesia –-sebagai negara mayoritas muslim-– adalah membaca dan mempelajari ayat-ayat suci Alquran. Aktivitas membaca Alquran merupakan salah satu bentuk ibadah utama yang dicintai oleh Allah SWT dan memiliki banyak keutamaan. Keutamaan tersebut tidak hanya bagi mereka yang mampu membaca dan mengajarkan Al-Quran dengan baik, namun juga bagi mereka yang masih berlajar membacanya.
Sebagian masyarakat muslim di Indonesia, memiliki tradisi untuk belajar dan membaca Alquran secara berkelompok di mushala maupun masjid setelah melaksanakan ibadah salat magrib secara berjamah. Namun, tradisi yang sudah berlangsung sejak lama ini mulai agak kurang diminati lagi.
Melihat fenomena terebut, salah satu dosen di Program Studi PGMI Universitas Alma Ata, Sukati MPd berupaya untuk menghidupkan kembali tradisi tersebut dengan melaksanakan kegiatan pendampingan jam’iyah pengajian Al-Quran untuk ibu-ibu di musala Ash-Sholeh, Dusun Saman RT 08 Bangunhajro, Sewon Bantul.
Kegiatan ini memperoleh dukungan penuh dari takmir musalah Ash-Sholeh, M Arif Budiawan MPd. “Pendampingan ini membawa dampak yang positif terhadap partisipasi dan antusiasme warga dusun Saman untuk belajar membaca Alquran,” ujar Sukati, Jumat (31/12/2021).
Program pendampingan ini sudah berjalan selama 4 tahun. Hasilnya, kegitan belajar membaca Al-Quran untuk ibu-ibu di musala Ash-Sholeh ini semakin diminati oleh warga masyarakat. Setidaknya, hampir setiap hari tidak kurang dari 15 orang mengikuti kegiatan ini dengan baik, bahkan beberapa diantaranya telah menghatamkan Al-Quran. (*)