Editor : Danar Widiyanto
KRJOGJA.com – (28/12/2021) RASA keingintahuan yang besar yang dimiliki oleh remaja sesungguhnya merupakan hal positif, hal ini memicu daya pikir, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan remaja. Akan tetapi, apabila tidak diawasi dengan baik, rasa penasaran dan proses pencarian jati diri pada remaja dapat menyebabkan remaja terjerumus pada perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja hingga pergaulan bebas, salah satunya adalah perilaku seks bebas yang saat ini semakin marak di kalangan remaja.
Data menunjukkan bahwa, dari perilaku seks bebas, setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS). Secara global, 40 persen dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda dan perkiraan terakhir menunjukkan bahwa setiap harinya ada 7000 remaja terinfeksi HIV (Purnama, 2020). Berangkat dari permasalahan ini, Program Studi S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Universitas Alma Ata berkomitmen untuk meningkatkan pengatahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, salah satu nya dengan memberikan edukasi mengenai bahaya perilaku seks bebas, terutama tentang cara mencegahnya.
Webinar dengan tema ‘Cara Mencegah Seks Bebas di Level Individu dan Organisai’ ini dilaksanakan pada Sabtu (18/12/2021), dengan mengajak organisasi pemuda seperti karang taruna di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran organisasi pemuda dalam mencegah perilaku seks bebas di kalangan remaja dengan cara memberikan edukasi di level organisai.
“Webinar ini merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Prodi S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Universitas Alma Ata (UAA) dalam pencegahan perilaku seks bebas yang dapat dilakukan mulai dari diri setiap remaja itu sendiri. Lalu apa yang dapat dilakukan oleh organiasai dalam mencegah fenomena ini? Salah satunya adalah dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan positif dan menarik di level organisasi, sehingga para anggota organisasi memiliki ketertarikan dan loyal terhadap kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan di organisasi,” jelas Dr. Siti Nurunniyah, S.ST., M.Kes satu satu Dosen Prodi S1 Kebidanan UAA, yang juga merupakan salah satu pembicara kegitan ini. (*)