Universitas Alma Ata – Metode hafalan masih menjadi andalan di pendidikan pesantren. Para santri diwajibkan menghafal berbagai syair dari kitab-kitab tertentu yang mencakup berbagai bidang ilmu, seperti bahasa Arab, fiqih, ushul fiqih, mantiq, aqidah, hingga tajwid. Di Universitas Alma Ata, kita bisa memperdalam pengetahuan tentang Ilmu Pendidikan Islam.
Menghafal syair ini membuat pembelajaran lebih lancar, membantu para santri memahami konsep-konsep pelajaran lebih baik. Jadi, bukan hanya hafal tanpa mengerti, tetapi juga mampu menjelaskan konsepnya dengan lebih baik. Metode ini tetap menjadi pilihan efektif dalam pendidikan pesantren.
Benar sekali! Di pesantren, santri diajarkan dan diwajibkan menghafal syair-syair dari kitab-kitab tertentu. Setidaknya ada empat kitab syair yang menjadi materi pelajaran santri untuk membantu mereka memahami cara membaca dan melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik. Berikut adalah 4 Kitab Tajwid yang diajarkan di pondok pesantren:
1. Hidayatush Shibyan:
Kitab ini berisi 40 bait syair yang fokus pada pelajaran tajwid. Bahasanya ringkas dan penuh singkatan yang memudahkan santri memahami konsep tajwid. Contohnya, “qatbu jadin” untuk menyebut huruf qolqolah (qaf, tha, ba, jim, dal) dan “khussha dlaghthin qidh” untuk huruf isti’la (kha, shad, dlad, ghain, tha, qaf, dha). Ditulis oleh Syekh Sa’id bin Sa’ad Nabhan al-Hadrami dari Yaman, kitab ini diperuntukkan bagi mereka yang baru belajar tajwid. Biasanya diajarkan dengan terjemahan bahasa Jawa oleh KH Muthahhar bin Abdurrahman yang diberi judul Syifaul Jinan.
2. Tuhfatul Athfal:
Kitab ini ditulis oleh Syekh Sulaiman al-Jamzuri dan terdiri dari 61 bait syair. Pembahasannya lebih detail daripada Hidayatush Shibyan, mencakup idgham mutaqaribain, mutajanisain, mitsli, hingga kabir, serta huruf lam dalam berbagai konteks. Kitab ini biasanya diajarkan setelah santri menyelesaikan Hidayatush Shibyan.
3. Jazariyah:
Ditulis oleh Syekh Syamsuddin Abul Khair Muhammad al-Jazari, kitab ini berisi 109 bait syair yang membahas ilmu tajwid secara mendalam. Pembahasan termasuk makhraj atau tempat keluarnya huruf, menjadikannya rujukan penting bagi santri tingkat menengah.
4. Matan Syatibiyah:
Karya Imam Abul Qasim bin Fairah al-Syathibi, kitab ini terdiri dari 1173 bait syair yang membahas tujuh jenis bacaan Al-Qur’an, atau Qiraah Sab’ah. Kitab ini menjadi rujukan penting untuk santri tingkat tinggi, mencakup topik-topik seperti idgham kabir, idgham huruf yang dekat makhrajnya, ha’ kinayah, dan berbagai bentuk hamzah. Uniknya, kitab ini menggunakan bahr thawil dengan akhiran “la” di setiap bait.
Itulah 4 Kitab Tajwid yang diajarkan di pondok pesantren. Di Universitas Alma Ata, Anda dapat memperdalam ilmu dan konsistensi dalam pengembangan akademis.
Sumber:
- https://www.nu.or.id/pustaka/4-kitab-kumpulan-syair-tentang-ilmu-tajwid-yang-dipelajari-dan-dihafal-santri-6A7X0
- https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-book-spine-illustration_23969523.htm#query=Ilustrasi%204%20kitab&position=3&from_view=search&track=ais&uuid=57e9d5dd-5314-48aa-ad96-10e7c48939fc