Dosen Universitas Alma Ata Jelaskan Mengenai Fenomena NFT, Oleh : Andri Pramuntadi, S.Kom.,M.Kom, Dosen Universitas Alma Ata

Dosen Universitas Alma Ata Jelaskan Mengenai Fenomena NFT, Oleh : Andri Pramuntadi, S.Kom.,M.Kom, Dosen Universitas Alma Ata

Editor: Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – (25/5/2022) Beberapa tahun lalu hype NFT sangatlah populer dimulai dari foto Gozali Everyday hingga ramai-ramai orang upload segala bentuk produk ke platfom marketplace NFT. Lalu apa kabar hari ini bermula dari Sina Estavi seorang pengusaha crypto dari malaysia membeli sebuah cuitan atau tulisan di twitter dari cuitan pertama Jack Dorsi yang merupakan pendiri twitter di Maret 2021 dengan harga Rp 42,5 Miliar. Dosen Universitas Alma Ata Andri Pramuntadi mengatakan satu tahun kemudian pada april 2022 tahun ini Sina Estavi berniat menjual NFT tersebut dengan harga Rp 702 Miliar, tapi pasar NFT menyambut dingin tawaran tersebut, harga tertinggi dari pasar saat ini untuk cuitan pertama tersebut dihargai hanya sebesar Rp 4 juta saja. “Ternyata tidak hanya itu saja penurunan harga juga terjadi untuk semua koleksi NFT lainnya. Apakah ini awal dari
kematian dari NFT ?” bebernya.

NFT pertama di perkenalkan oleh Kevin McCoy ditahun 2014 merupakan sebuah pola animasi berwarna-warni yang dicetak dalam bentuk blockchain. kemudian di bualan Juni 2017 Lavalabs meluncurkan koleksi gambar NFT , yang memicu gerakan NFT dan terkenal dengan koleksi CryptoPungks yang merupakan 10 ribu gambar dengan art pixel, gambar-gambar tersebut dibuat secara otomatis dengan sebuah pemrograman yang mampu mengkombinasikan gambar-gambar dan mampu menciptakan 10ribu gambar yang unik. Proyek ini awalnya di desain untuk sebuah experiment untuk menguji kelangkaan permintaan dan penawaran dalam NFT . awalnya 10000 NFT tersebut di berikan secara cuma-cuma dengan hipotesa bahwa NFT tersebut akan di perjual belikan dengan harga yang semakin lama semakin tinggi, dikarenakan jumlahnya yang terbatas. Dan dalam 2 minggu NFT tersebut diberikan secara gratis dan mulai mendapatkan pembeli dan terlihat perpindahan dari satu pembeli ke pembeli lainnya. Yang awalnya gratis dalam dua minggu satu NFT dapat terjual Rp 32,4 juta dan pada tahun 2021 NFT yang sama dapat terjual Rp 110,9 Miliar.

Kesuksesan CryptoPungks mendorong yang pihak lain untuk ikut dalam NFT salah satunya yang sebuah developer game bernama CryptoKitties yang merupakan game blockchain disebuah ethereum di mana pemain dapat memelihara mengembangkan dan menjual persilangan dari kucing-kucingnya. Diluncurkan 2017 kini transaksinya mencapai Rp 106 Miliar dalam 24 jam, dan kucing virtual yang termahal saat ini berada pada harga Rp 25,9 Miliar. Pada bulan April 2021 koleksi NFT dengan gambar monyet bermuka bosan mulai membuat NFT melejit
karena beberapa artis papan atas mulai membeli gambar-gambar tersebut, dan dari komunitas Bored Ape Yacth Club tersebut yang sering mengadakan berbagai acara dengan identitas gambar tersebut sebagai tiket masuk. Pada bulan April 2021 koleksi NFT dengan gambar monyet bermuka bosan mulai membuat NFT melejit karena beberapa artis papan atas mulai membeli gambar-gambar tersebut, dan dari komunitas Bored Ape Yacth Club tersebut yang sering mengadakan berbagai acara dengan identitas gambar tersebut sebagai tiket masuk.

Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2022/05/25/dosen-universitas-alma-ata-jelaskan-mengenai-fenomena-nft?page=2

1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.