Peran Vital Apoteker dalam Distribusi Obat Narkotika dan Psikotropika

Peran Vital Apoteker dalam Distribusi Obat Narkotika dan Psikotropika

Editor : Danar Widiyanto

KRJOGJA.com – (13/11/2021) LEBIH dari 30 tahun, farmasi yang berkecimpung dalam bidang obat atau dikenali sebagai apoteker telah menjangkau hampir semua aspek dalam proses pembuatan obat, termasuk golongan narkotika dan psikotropika. Mereka juga akan memastikan resep yang diedarkan telah secara tepat diproduksi dan diberikan kepada pasien atau pengguna obat dengan harapan bisa memberikan hasil yang baik. Beberapa penelitian telah menunjukkan hambatan – hambatan yang dihadapi oleh apoteker serta faktor – faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan kerja, privasi, pelatihan staf, akses informasi pasien yang terbatas serta ekspektasi yang kurang begitu baik dari pengguna obat terhadap kinerja apoteker.

“Satu contoh yang sering kita lihat dalam dunia farmasi dimana apoteker – apoteker mempunyai satu tanggung jawab penting dalam keselamatan pasien dalam penggunaan obat opioid untuk penyakit non-cancer. Dimana, opioid memainkan peranan yang sangat penting dalam manajemen dan mengatasi penyakit non-cancer, akan tetapi penggunaan ini sangat beresiko, khususnya terhadap pasien-pasien yang mengambil obat untuk penggunaan sistem saraf pusaf (contoh: benzodiazepam). Hal ini dapat memicu kematian yang disebabkan kelebihan dosis penggunaan (overdose) yang terjadi disebabkan ketidaksengajaan semakin meningkat di beberapa negara termasuk Australia, Amerika Serikat dan Asia Tenggara. Menjadi tantangan terbesar bagi negera-negara berkembang seperti Indonesia, dimana sistem kesehatan dan praktisi kesehatan dalam menghadapi kurangnya pengetahuan dalam penggunaan obat terkait opioid yang berakhir fatal. Salah satu tantangan yang kerap berlaku adalah akses langsung ke resep yang tertulis dan sudah diberikan,” ujar Dr. Muhammad Abdurrahman Munir, M.Sc., dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta.

Seorang apoteker wajib memiliki pelatihan yang baik dan mendukung dalam berbagai aspek sehingga mereka bisa secara efektif berkomunikasi dengan pasien atau pengguna untuk mengidentifikasi resiko penyalahgunaan obat narkotika dan psikotrpika. Beberapa literatur internasional melakukan studi dan menunjukkan bahwa beberapa apoteker mengalami hambatan dalam menggunakan informasi yang tersedia dari preskripisi (resep) dalam memonitor obat. Secara khusus, apoteker telah menyatakan keprihatinan mengenai permasalahan pasien serta resiko kehilangan bisnis farmasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pemanfaatan apoteker dalam program pemantauan obat resep dapat dipengaruhi oleh presepsi individu.

Badan Farmasi di Eropa dan Australia dengan jelas menyatakan bahwa seorang apoteker mempunyai suatu tanggung jawab dalam memastikan setiap peracikan obat adalah sesuai regulasi dan aman digunakan. Panduan umum lebih lanjut mengenai tanggung jawab seorang apoteker telah diatur dalam standar praktik professional. Namun demikian, bagaimana seorang apoteker melihat tanggung jawab mereka dalam konteks ini dipengaruhi oleh presepsi mereka sendiri terkait tanggung jawab seorang apoteker (contoh: penyediaan obat atau hasil perawatan pasien melalui manajemen medikasi obat), agen-agen lain seperti, konsumen dan pemberi resep dan pengaruh dari berbagai lembaga. Sebuah studi di Australia pada tahun 2011 menggambarkan beberapa dari tantangan yang akan dihadapi oleh apoteker dalam penyalahgunaan opioid oleh konsumen, dimana pasien yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan obat ini telah meninggal dikarenakan minimnya pengetahuan serta konsumsi kombinasi obat yang sangat mematikan, seperti konsumsi opioid dan benzodiazepin.

“Apa yang menarik dari kasus ini adalah, si pasien telah mengikuti sosialiasi tunggal dengan praktisi, dimana apotik yang terlibat dalam hal ini mempunyai hak untuk mengakses informasi pasien yang telah menunjukkan peningkatan dalam penggunaan opioid dan benzodiazepin. Investigasi ini menunjukkan bahwa, penanganan medis dan keterlibatan apoteker dalam mengidentifikasi resiko penyalahgunaan opiod terhadap pasien, tetapi gagal dalam menerapkan langkah-langkah efektif untuk mencegah atau mengurangi resiko ini. Dari studi ini dapat disimpulkan pentingnya seorang apoteker dalam menguasai bidangnya terkait obat golongan narkotika dan psikotropika dan dibutuhkan juga kesadaran dari konsumen untuk menerima dan mengikuti saran – saran yang diberikan oleh seorang apoteker,” pungkasnya.(*)

Sumber : https://www.krjogja.com/angkringan/gaya-hidup/kesehatan-dan-seksualitas/peran-vital-apoteker-dalam-distribusi-obat-narkotika-dan-psikotropika/

1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.