Pendidikan Komparatif : Tinjauan Terkini Pendidikan Matematika di Hungary dan Indonesia

Pendidikan Komparatif : Tinjauan Terkini Pendidikan Matematika di Hungary dan Indonesia

Oleh : Robiatul Adawiya S.Pd.I., M.Sc

(Dosen S1 Pendidikan Matematika UAA & PhD Student Universty of Szeged Hungaria)

Universitas Alma Ata – Pendidikan matematika merupakan salah satu aspek kunci dalam sistem pendidikan global. Selain itu, Pendidikan matematika merupakan aspek yang sangat krusial dalam sistem Pendidikan di seluruh dunia. Artikel ini akan membahas keadaan terkini pendidikan matematika di Hungary dan Indonesia, menyoroti perbedaan dan persamaan dalam pendekatan, kurikulum, dan hasil yang dicapai oleh kedua negara.

  • Pendidikan Matematika di Hungary

Hungary dikenal sebagai salah satu negara dengan tradisi kuat dalam pendidikan matematika. Negara ini memiliki sejarah panjang dalam menghasilkan matematikawan berbakat dan telah menjadi tempat lahir bagi beberapa pemenang Medali Fields dan penghargaan internasional lainnya. Selain itu, kurikulum matematika di Hungary didesain dengan pendekatan yang sangat teoritis dan mendalam. Siswa didorong untuk memahami konsep dasar secara menyeluruh sebelum melangkah ke topik yang lebih kompleks. Salah satu pendekatan terkenal adalah Metode Pólya, yang menekankan pada pemecahan masalah kreatif dan heuristik. Pendekatan ini dinamai dari matematikawan terkenal asal Hungary, George Pólya, yang karya-karyanya sangat berpengaruh dalam pendidikan matematika.

 Jika dilihat dari Infrastruktur, Teknologi dan Prestasi Siswa, Hungary memiliki beberapa keunikan yaitu:

    1. Sekolah Khusus: Terdapat sekolah-sekolah khusus seperti Fazekas Mihály Gimnázium di Budapest, yang terkenal dengan program matematika intensifnya.
  • Penggunaan Teknologi: Hungary telah mulai mengintegrasikan teknologi digital dalam pengajaran matematika, meskipun implementasinya masih dalam tahap perkembangan.
  • Kompetisi Internasional: Siswa Hungary secara konsisten berprestasi di Olimpiade Matematika Internasional (IMO) dan kompetisi serupa. Ini menunjukkan kualitas pendidikan matematika yang tinggi dan dukungan terhadap siswa berbakat.
  • Pendidikan Matematika di Indonesia

Indonesia, dengan populasi yang jauh lebih besar dan tantangan geografis yang lebih kompleks, menghadapi berbagai tantangan dalam pendidikan matematika. Namun, ada upaya signifikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil belajar di seluruh negeri. Dilihat dari aspek Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran yaitu:

  • Kurikulum 2013 (K-13): Kurikulum ini menekankan pada pendekatan berbasis kompetensi, dengan tujuan meningkatkan kemampuan analitis dan pemecahan masalah siswa. Pembelajaran matematika berfokus pada keterkaitan antar konsep dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pendekatan Kontekstual: Di Indonesia, pendekatan kontekstual sering digunakan, yang berarti pengajaran matematika dikaitkan dengan situasi nyata dan budaya lokal untuk membuatnya lebih relevan bagi siswa.

Jika dilihat dari Infrastruktur, Teknologi dan Prestasi Siswa, Indonesia memiliki beberapa keunikan yaitu:

  • Disparitas Kualitas Sekolah: Terdapat disparitas yang signifikan dalam kualitas sekolah dan sumber daya antara daerah perkotaan dan pedesaan. Banyak sekolah di daerah terpencil masih kekurangan fasilitas dasar.
  • Program Digitalisasi: Pemerintah Indonesia telah memulai beberapa inisiatif untuk mendigitalisasi pendidikan, termasuk pengajaran matematika, meskipun tantangan infrastruktur tetap ada.
  • Kompetisi Nasional dan Internasional: Siswa Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam kompetisi matematika, baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa siswa telah memenangkan medali di ajang seperti Olimpiade Matematika Internasional.
  • Program Pengembangan Bakat: Program seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan berbagai bimbingan belajar khusus bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bakat matematika sejak dini.

Kesimpulan

Baik Hungary maupun Indonesia memiliki pendekatan unik terhadap pendidikan matematika, yang dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial masing-masing negara. Hungary dengan pendekatan teoritis dan mendalamnya, serta fokus pada pengembangan bakat melalui sekolah khusus dan metode Pólya, telah berhasil menghasilkan siswa berprestasi tinggi di kancah internasional. Sementara itu, Indonesia dengan kurikulum berbasis kompetensi dan pendekatan kontekstual, berupaya untuk membuat matematika lebih relevan dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat meskipun menghadapi tantangan infrastruktur dan disparitas kualitas pendidikan. Kedua negara terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika mereka, mengintegrasikan teknologi, dan memfasilitasi pengembangan bakat siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka di bidang matematika.

Referensi

  1. Nagy, K., & Veres, G. (2022). “The Impact of Heuristic Methods in Mathematics Education: A Hungarian Perspective.” Journal of Mathematics Education, 45(2), 123-137.
  2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2023). “Implementasi Kurikulum 2013 dan Tantangannya.” Laporan Tahunan Pendidikan.
  3. Pólya, G. (1957). “How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method.” Princeton University Press.
  4. Tim Olimpiade Matematika Indonesia. (2023). “Prestasi Siswa Indonesia di Olimpiade Matematika Internasional.” Buletin Pendidikan Matematika.
  5. Szendrei, J. (2021). “Mathematics Education in Hungary: Traditions and Innovations.” Central European Journal of Education, 39(4), 467-489.
1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.