Universitas Alma Ata – Indonesia berada di zona rawan gempa, termasuk ancaman megathrust yang bisa terjadi kapan saja. Para pakar geologi menekankan bahwa mitigasi risiko bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan. Salah satu solusi modern yang mulai diandalkan adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Dengan kemampuannya mengolah data besar secara cepat, AI dapat menganalisis pola aktivitas seismik dan memperkirakan potensi gempa besar. Teknologi ini bahkan mampu membaca sinyal awal yang sulit dideteksi oleh sistem konvensional. Oleh karena itu, penggunaan AI menjadi terobosan penting dalam sistem peringatan dini bencana.
Kini, para peneliti Indonesia sudah mulai memanfaatkan AI untuk mendukung sistem mitigasi gempa. Mereka menghubungkan AI dengan sensor seismik untuk memantau wilayah rawan, memprediksi dampak, dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, data yang dihasilkan AI juga membantu menyusun strategi evakuasi yang lebih tepat sasaran.
Selain dunia akademik, pemerintah pun mulai melirik teknologi ini untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana. Lembaga penanggulangan bencana dapat menggunakan prediksi berbasis AI untuk menyusun kebijakan yang lebih akurat. Sebagai contoh, mereka bisa memprioritaskan pembangunan infrastruktur tahan gempa di wilayah yang rentan.
Meski AI tidak bisa mencegah gempa, teknologi ini mampu mengurangi dampak buruknya secara signifikan. Dengan pendekatan prediktif dan dukungan data real-time, masyarakat bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat dan akurat.
Lebih lanjut, kolaborasi antara peneliti, pengembang teknologi, dan pemerintah sangat dibutuhkan. Melalui kerja sama lintas sektor, sistem mitigasi gempa yang adaptif dan tanggap bencana bisa terwujud. Akhirnya, penggunaan AI akan menjadi investasi penting bagi keselamatan jutaan warga Indonesia yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Penulis: Aizan
Sumber Berita: https://inet.detik.com/science/d-7932417/gempa-megathrust-ri-tinggal-tunggu-waktu-bisa-dimitigasi-pakai-ai