Universitas Alma Ata – Di tengah cuaca panas yang menyengat, minum air es menjadi pilihan favorit banyak orang untuk menghilangkan dahaga. Tak heran, karena sensasi dingin dari air es memang memberikan kesegaran yang langsung terasa. Namun demikian, muncul pertanyaan penting: apakah minum air es setiap hari benar-benar aman bagi kesehatan?
Menurut Kementerian Kesehatan, kebutuhan cairan harian yang dianjurkan adalah sekitar dua liter atau delapan gelas air putih. Meski begitu, banyak orang khawatir bahwa konsumsi air dingin secara berlebihan bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti batuk, pilek, atau sakit tenggorokan.
Untuk menjawab kekhawatiran ini, berikut penjelasan beberapa dampak negatif minum air es setiap hari berdasarkan berbagai penelitian dan pandangan medis:
1. Mengganggu Saluran Pernapasan
Pertama, perlu diketahui bahwa air dingin dapat berdampak pada saluran pernapasan. Sebuah penelitian pada tahun 1978 menunjukkan bahwa minum air es bisa membuat lendir di hidung menjadi lebih tebal. Akibatnya, pernapasan bisa terganggu, terutama jika seseorang sedang flu atau pilek. Dengan kata lain, konsumsi air es berpotensi memperburuk kondisi hidung tersumbat.
2. Memperlambat Pencernaan
Selanjutnya, dalam praktik pengobatan tradisional Ayurveda, air es dianggap dapat menyebabkan ketidakseimbangan suhu tubuh. Tubuh manusia normalnya berada pada suhu sekitar 37°C. Saat minum air es, tubuh memerlukan energi ekstra untuk menstabilkan suhu kembali. Selain itu, air dingin dipercaya bisa menghambat “api pencernaan” atau Agni, yang penting untuk metabolisme.
Sebaliknya, air hangat justru diyakini mendukung sistem pencernaan dan membantu proses penyerapan nutrisi dengan lebih baik.
3. Memperburuk Sakit Kepala
Berikutnya, bagi penderita migrain, konsumsi air es bisa menjadi pemicu. Sebuah studi tahun 2012 yang dipublikasikan dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility (JNM) menemukan bahwa air dingin dapat memperparah gejala migrain. Lebih dari itu, penderita akalasia—suatu kondisi langka yang mempengaruhi kerongkongan—juga mengeluhkan rasa nyeri lebih hebat saat menelan air dingin.
4. Memperlambat Detak Jantung
Di sisi lain, air es juga berpengaruh terhadap sistem saraf. Ketika air dingin dikonsumsi, saraf vagus—yang mengatur detak jantung—dapat terstimulasi. Penurunan suhu tubuh secara tiba-tiba ini menyebabkan sinyal saraf memicu perlambatan detak jantung. Meskipun kasus seperti ini jarang terjadi, tetap perlu diwaspadai, terutama bagi mereka dengan riwayat penyakit jantung.
5. Menghambat Pemecahan Lemak
Terakhir, konsumsi air es setelah makan dapat memengaruhi proses metabolisme lemak. Suhu dingin membuat lemak yang baru dikonsumsi menjadi mengeras dan sulit dipecah oleh sistem pencernaan. Untuk itu, para ahli menyarankan menunggu setidaknya 30 menit setelah makan sebelum minum air putih agar proses pencernaan tidak terganggu.
Kesimpulan
Singkatnya, meski minum air es memberikan rasa segar yang menyenangkan, konsumsi berlebihan atau terlalu sering dapat menimbulkan risiko kesehatan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk mendengarkan tubuh dan menyesuaikan konsumsi air sesuai kebutuhan serta kondisi kesehatan masing-masing.
Penulis: Aizan
Sumber Berita: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20240906075339-255-1141589/apakah-minum-air-es-setiap-hari-berbahaya-untuk-kesehatan
Sumber Gambar: https://www.freepik.com/free-photo/water-glass-with-water-splash_7353237.htm#fromView=search&page=1&position=46&uuid=9b50a465-bd3e-4905-95a5-c33fef3f5644