Kenali Tanda-tanda Demensia, Bukan Hanya Sekadar Pelupa
Pernah dengar istilah “pikun”? Nah, sebagian besar orang langsung mengaitkannya dengan lupa nama orang, ketinggalan kunci, atau susah mengingat sesuatu. Tapi tunggu dulu, ternyata ada hal yang lebih serius di balik istilah ini. Dalam dunia medis, “pikun” dikenal dengan istilah demensia, sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak secara progresif.
Bukan cuma soal lupa-lupa kecil, demensia sering kali memengaruhi daya ingat dan kemampuan berpikir seseorang, bahkan bisa mengubah kepribadian mereka. Ini bukan bagian “normal” dari penuaan, melainkan kondisi yang jauh lebih kompleks. Jadi, kalau kamu mengira demensia itu hanya “wajar karena usia,” sebaiknya pikir ulang!
Apa Itu Demensia?
Demensia biasanya menyerang individu berusia 65 tahun ke atas. Selain memengaruhi ingatan, kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan perilaku dan kepribadian. Sayangnya, gejala awal demensia sering kali sulit dikenali, karena kerap dianggap sebagai bagian alami dari proses penuaan.
Penuaan memang dapat memengaruhi kemampuan memori, tetapi perubahan kecil seperti lupa nama seseorang atau sulit mengingat detail tertentu sebenarnya masih tergolong normal. Seiring bertambahnya usia, hampir 40% orang mengalami bentuk kehilangan memori ringan. Namun, seperti yang dijelaskan oleh ahli dari Alzheimer Society Kanada, hanya sebagian kecil yang benar-benar berkembang menjadi demensia.
Tanda-Tanda Demensia yang Perlu Diwaspadai
Tidak semua masalah memori menandakan demensia. Namun, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai karena dapat menjadi indikasi awal kondisi ini, di antaranya:
- Mengganggu Kehidupan Sehari-Hari
Kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti lupa cara memasak makanan yang biasa dibuat, bisa menjadi tanda awal demensia. - Sulit Mempelajari Hal Baru
Orang dengan demensia sering kali kesulitan memahami informasi baru atau mempelajari keterampilan yang sebelumnya belum dikuasai. - Kesulitan Menyelesaikan Tugas Rutin
Tugas yang biasanya dilakukan dengan mudah, seperti membayar tagihan atau membuat daftar belanja, menjadi terasa sulit dan membingungkan. - Perubahan yang Dirasakan oleh Orang Terdekat
Sering kali, orang-orang terdekat pasien lebih dulu menyadari perubahan perilaku atau kemampuan pasien sebelum pasien itu sendiri menyadarinya.
Kehilangan Memori: Normal atau Tidak?
Kehilangan memori ringan yang tidak mengganggu rutinitas atau tidak disertai dengan gejala lain umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika perubahan tersebut mulai memengaruhi kualitas hidup, penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Alzheimer Society Kanada juga menekankan bahwa penurunan fungsi otak yang disebabkan oleh demensia biasanya berkembang secara bertahap. Dalam kasus yang lebih serius, pasien bahkan tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri.
Mengenali perbedaan antara kehilangan memori normal akibat penuaan dan tanda-tanda awal demensia sangat penting. Dengan memahami gejala dan penyebabnya, kita dapat lebih waspada dan memberikan perhatian dini bagi orang-orang terdekat yang mungkin membutuhkan bantuan.
Ingatlah, demensia bukan sekadar pikun. Perubahan memori ringan mungkin normal, tetapi jika disertai dengan gejala yang memengaruhi kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan medis.
Sumber Referensi : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7748782/waspadai-ciri-ciri-pikun-nggak-cuma-sering-lupa
Referensi Gambar : https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-flat-design-overwhelmed-people-illustration_24461186.htm#fromView=search&page=1&position=35&uuid=d688dc11-1dff-4a1d-a771-91c04e738f51&new_detail=true&query=demensia