Apa Itu Batuk Rejan?
Gejalanya cenderung berlangsung lama dan kadang disertai tarikan napas keras setelah batuk, terutama pada anak-anak. Baru-baru ini, laporan mengenai kasus serupa muncul di Singapura, sehingga memicu kewaspadaan para ahli kesehatan.
Gejala dan Tahapan Batuk Rejan
Batuk rejan berkembang melalui tiga tahapan, yaitu:
- Tahap Awal: Gejala awal batuk rejan sering menyerupai flu biasa, seperti hidung meler, demam ringan, dan batuk ringan. Sayangnya, pada tahap ini, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.
- Tahap Batuk Paroksimal: Pada tahap ini, batuk menjadi lebih berat dan terjadi secara berulang. Suara khas “whoop” atau rejan muncul saat bernapas setelah batuk. Batuk yang intens juga dapat menyebabkan muntah.
- Tahap Pemulihan: Batuk perlahan mulai mereda. Namun, iritasi seperti udara dingin atau debu dapat memicu kambuhnya gejala. Bayi yang terinfeksi sering mengalami jeda napas panjang tanpa suara rejan.
Penyebab dan Cara Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini menghasilkan racun yang merusak lapisan saluran pernapasan, sehingga menyebabkan peradangan. Penularannya terjadi melalui droplet kecil yang keluar saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, tempat dengan ventilasi buruk, seperti kendaraan umum, meningkatkan risiko penyebaran bakteri.
Kelompok yang paling rentan tertular meliputi:
- Bayi di bawah enam bulan yang belum divaksinasi.
- Anak-anak dengan jadwal imunisasi yang tidak lengkap.
- Orang dewasa yang belum mendapatkan vaksin booster.
Pencegahan dan Langkah Penanganan
- Vaksinasi DPT: Vaksinasi menjadi langkah pencegahan utama terhadap batuk rejan. Anak-anak menerima vaksin DPT secara bertahap pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dilanjutkan dengan booster hingga usia 18 tahun. Ibu hamil juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin booster pada usia kehamilan 27–36 minggu.
- Higiene dan Kebersihan: Cuci tangan secara rutin, pakailah masker di tempat umum, dan hindari kontak langsung dengan penderita batuk kronis.
- Pengobatan: Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk mengatasi bakteri dan mencegah penularan. Dalam kasus yang parah, bayi dengan kesulitan bernapas mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit, termasuk pemberian oksigen atau terapi pernapasan.
- Dukungan Pola Hidup Sehat: Istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, serta menghindari asap rokok dapat membantu tubuh melawan infeksi.
Mengapa Deteksi Dini Penting?
Mengenali batuk rejan sejak dini mencegah komplikasi serius seperti pneumonia, kerusakan otak, atau kematian. Vaksinasi, kebiasaan hidup bersih, dan pola hidup sehat menjadi langkah utama untuk melindungi diri dan keluarga Anda dari penyakit ini.
Author: Allif
Sumber Referensi : https://health.kompas.com/read/24L23160000968/batuk-rejan-itu-seperti-apa-berikut-penjelasannya-?page=all#page2
Sumber Gambar : https://www.freepik.com/free-photo/dark-haired-woman-coughing-jacket-looking-sick_12884472.htm#fromView=search&page=1&position=27&uuid=d4923af9-a930-49d8-a59b-7de198aaf0c3