Editor : Danar Widiyanto
YOGYA, KRJOGJA.com – (19/11/2021) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia telah mencetuskan program unggulan pada tahun 2020 yaitu program merdeka belajar kampus (Program MBKM). Program ini dicetuskan dalam rangka menyiapkan lulusan pendidikan tinggi yang tangguh dalam menghadapi perubahan. Tujuan program tersebut untuk mendorong mahasiswa untuk menguasai multidisplin ilmu sebagai bekal terjun pada dunia kerja, serta memiliki pengalaman menjadi seorang profesional yang kompeten. Program MBKM menawarkan delapan kegiatan yang bisa diikuti oleh mahasiswa.
Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta mendukung penuh terlaksanakanya program MBKM di semua program studi di lingkungan UAA. Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta, Prof. Hamam Hadi menyampaikan arahan dalam Rapat Pimpinan kepada unit penggerak MBKM di lingkungan Universitas Alma Ata untuk mempersiapkan secara matang semua aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Program MBKM.
Program Studi Akuntansi Universitas Alma Ata Yogyakarta, salah satu prodi yang telah mengikuti kegiatan MBKM terbanyak dilingkungan Universitas Alma Ata pada tahun 2021. Program ini telah diikuti sejak awal tahun 2021 (tahun akademik 2020/2021 Genap). Sebanyak 11 mahasiswa Prodi Akuntansi mengikuti Program MBKM di berbagai. Bentuk Program yang diikuti oleh mahasiswa seperti Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) diikuti oleh 7 mahasiswa Akuntansi angkatan 2020, Program ICE Institution diikuti oleh 1 mahasiswa (Naili Sifaul Karimah), Program Magang Bersertifikat BUMN diikuti oleh 2 mahasiswa (Titis Sri Rejeki dan Amalia Zulfat, Akuntansi 2018), Program kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Sosial yaitu Program Pejuang Muda yang diikuti oleh 1 mahasiswa (Ulil Chasanah, Akuntansi 2019).
“Program yang sudah didaftarkan oleh mahasiswa diantaranya Pertukaran Pelajar, Magang Bersertifikat dan Pejuang Muda. Perbedaan yang mendasar antara magang sebelumnya dengan magang pada kurikulum MBKM, pada durasi kegiatannya. Magang pada MBKM setara dengan 20 SKS yang mencakup dari beberapa bahan kajian, seperti penyusunan laporan, penyusunan program dan lainnya. Penilaian diberikan pada masing-masing bahan kajian, bukan pada kegiatan magang secara keseluruhan,” ujar ketua prodi (Kaprodi) Akuntansi Universitas Universitas Alma Ata, Asri Dwi Ariyani.
“MBKM sudah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga semua piha terkait salah satunya perguruan tinggi, wajib melaksanakan program ini. Oleh sebab itu, Prodi Akuntansi sangat siap mendukung program MBKM. Dari pihak pengelola prodi, kami akan selalu memberikan motivasi dan menjadi fasilitator kepada mahasiswa dan dosen untuk turut serta mendukung dan menyukseskan program MBKM ini,” imbuhnya.
Keilmuan dan pengalaman yang mahasiswa peroleh ini diharapkan dapat diimplementasikan, sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan diri mereka sendiri. Dengan kebijakan ini, harapannya kompetensi lulusan akan meningkat, baik keterampilan non teknis maupun teknis. Sehingga lulusan lebih siap dan selaras dengan kebutuhan zaman serta lebih cakap sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. “Kami berharap dengan adanya program MBKM ini, mahasiswa dapat mengembangkan potensi atau keilmuan diberbagai bidang. Sebab, mahasiswa tidak hanya belajar materi perkuliahan saja. Namun mahasiswa dapat belajar hal-hal baru yang dapat memberikan pengalaman berbeda,” terangnya. (*)