Editor : Danar Widiyanto
BANTUL, KRJOGJA.com – (15/10/2021) Buah gayam sebagai salah satu potensi pangan lokal di Dusun Panjangan, Desa Sendangsari ternyata saat ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, bahan pangan lokal tersebut kini dimodifikasi sesuai tren keilmuan di bidang gizi dan teknologi pangan sehingga menjadi sebuah produk bernama COGAN (Cookies Gayam Panjangan) yang memiliki cita rasa tinggi, bergizi, dan dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat.
“Pada kegiatan ini, tim KKNT ingin menunjukkan bahwa produk kearifan lokal Dusun Panjangan juga memiliki nilai jual sehingga dapat bersaing di pasar global. Kerjasama antar Program Studi Gizi, Ekonomi Syariah, Pendidikan Guru MI dan Pendidikan Matematika menghasilkan suatu kegiatan ‘Pelatihan Kewirausahaan dan Pengembangan Inovasi Produk dari Buah Gayam di Dusun Panjangan’,” ujar Yulinda Kurniasari, S.Gz., MPH selaku dosen pembimbing lapangan kegiatan KKNT di Desa Sendangsari.
Pelatihan ini dibuka untuk warga setempat dengan harapan potensi tergarap dengan baik dan bisa bermanfaat dengan baik. Terlebih secara ekonomis, potensi ini bisa tergarap lebih baik. ” Saya menyampaikan apresiasi terhadap tim KKNT yang dapat melakukan inovasi terhadap kearifan lokal di lokasi KKNT. Harapannya semoga kegiatan KKNT ini bisa memberikan edukasi yang sangat baik bukan hanya untuk civitas akademika UAA namun juga kepada masyarakat luas,” ujar Ngatimin, A.Md. selaku Dukuh Panjangan. Sasaran kegiatan yaitu para pemuda pemudi Dusun Panjangan yang tergabung dalam kelompok karang taruna dan perwakilan ibu-ibu setiap RT Dusun Panjangan. Beragam kegiatan diberikan pada pelatihan ini, diantaranya ‘Pelatihan Pembuatan Cookies Berbahan Dasar Buah Gayam’ oleh mahasiswa Prodi Gizi, Khairina Putri Nabilah. Materi kedua yaitu ‘Pelatihan Desain Kemasan dan Digital Marketing’ oleh mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, Atikah Azzahra. “Seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemasaran produk, dengan harapan generasi muda dapat memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi untuk memaksimalkan kemampuan dalam berwirausaha. Rencananya kami akan mengurus hak cipta dan merek dagang produk inovasi mahasiswa agar bisa diproduksi dalam skala besar,” ujar Yulinda Kurniasari. (*)