Pentingnya Mengetahui Penilaian Status Gizi, Asupan Makanan Bergizi dan Aktivitas Fisik

Pentingnya Mengetahui Penilaian Status Gizi, Asupan Makanan Bergizi dan Aktivitas Fisik

Editor : Danar Widiyanto

BANTUL, KRJOGJA.com – (23/10/2021) Hari Minggu, 26 September 2021 Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Alma Ata melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat di Dusun Panjangan Sendangsari, Pajangan Bantul. Pada kesempatan ini, mahasiswa S2 Kesmas UAA, Nur Mukhlishoh Majidah, S.Gz berkesempatan menyampaikan materi sosialiasi dengan sasaran Wanita Usia Subur (WUS) dan Remaja di dusun tersebut. Topik yang di sampaikan adalah asupan makan harian, aktivitas fisik dan intervensi berupa cara penilaian status gizi individu. Tujuan yang diharapkan setelah sosialisasi tersebut, agar WUS dan remaja dapat memantau status gizi, aktivitas fisik dan asupan makan yang merupakan salah satu indikator gizi seimbang.

“Terkait dengan pentingnya gizi dalam daur kehidupan, bahwa pada awal kelahiran, bayi hanya membutuhkan ASI untuk pertumbuhannya. Lalu setelah 6 bulan, bayi akan diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) karena ASI saja tidak cukup untuk pertumbuhannya. Dan seiring berjalannya waktu, usia dan pertumbuhan sesorang pada setiap periode usia akan membutuhkan gizi dalam perkembangannya. Hal ini menunjukkan bahwa gizi harus diperharhatikan karena sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang,” ujar Nur Mukhlishoh Majidah.

Bagaimana jika pada perjalanannya seseorang kekurangan gizi? Orang yang kekurangan gizi akan beresiko terhambat pertumbuhannya. Contohnya pada WUS Kurang Energi Kronis (KEK) atau ibu hamil KEK akan beresiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Lalu, bayi BBLR akan beresiko tumbuh kembang lambat, terkena penyakit infeksi jika pemberian ASI-Eksklusif kurang dan pemberian MP-ASI yang tidak benar, serta banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Pada perkembangannya, jika konsumsi gizi zcpertumbuhan di masa remaja, kembali lagi pada WUS KEK dan beresiko terkena Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stoke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Diabetes Mellitus (DM), kanker dan lain sebagainya.

“Dari pemaparan ini dapat disimpulkan akan pentingnya gizi di daur kehidupan. Selain dasar-dasar gizi seimbang, Nur juga menjelaskan pentingnya pemantauan status gizi, aktivitas fisik dan asupan makan sehari-hari. Untuk meningkatkan pegetahuan dan perilaku masyarakat bagaimana cara memantau status gizi, diawal sesi. Saya memberikan intervensi bagaimana cara mengukur status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Dibantu oleh tim S2 Gizi Kesmas dan beberapa mahasiswa, masyarakat mempraktekkan bagaimana cara menghitung status gizi menggunakan IMT dengan baik dan benar. Setelah mendapatkan hasil, masyarakat mencocokkan IMT yang sudah dihitung dengan indikator status gizi berdasarkan referensi kemenkes. Diakhir sesi perhitungan, masyarakat memberikan umpan balik bahwa mereka baru mengetahui bahwa cara menghitung status gizi sangat gampang dan mudah,” terangnya.

Setelah mempraktekkan bagaimana cara menghitung status gizi, Nur menjelaskan seberapa banyak kebutuhan kalori setiap harinya. Tentunya setiap orang memiliki kebutuhan energi yang berbeda, Kebutuhan energi individu didefinisikan sebagai tangkat asupan energi dari makanan yang akan menyeimbangkan pengeluaran energi sesuai dengan komposisi tubuh dan tingkat aktivitas fisik. Kita bisa melihat tingkat kecukupan gizi secara nasional yang diketahui dari rata-rata berat badan dan tinggi badan orang Indonesia dengan menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Jika masyarakat masih belum dapat menghitung kecukupan gizi individu, maka AKG ini bisa menjadi patokan untuk melihat rata-rata kebutuhan kecukupan gizi perharinya.

“Lalu bagaimana kita bisa menghitung kalori yang masuk kedalam tubuh? Perlu cukup waktu untuk menjelaskan bagaimana cara menghitung kalori dalam makanan secara rinci. Secara umum apa saja makanan tinggi dan rendah kalori, serta kandungannya. Makanan yang mengandung zat gizi karbohidrat dan lemak merupakan sumber makanan yang mempunyai kalori tinggi. Contoh makanan yang mempunyai kalori tinggi adalah fastfood seperti burger, kentang goreng dan jajanan-jajanan yang tersedia di jalan seperti cilok, batagor, dan lain sebagainya. Selain itu, minuman yang mengandung gula tinggi juga merupakan sumber makanan tinggi kalori seperti minuman boba, minuman instan dan lain sebagainya. Makanan yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan makanan yang lebih banyak mengandung jenis zat gizi karbohidrat dan lemak dan rendah zat gizi vitamin dan mineral. Saya menjelasakan untuk makanan yang kaya akan zat gizi vitamin dan mineral terdapat dalam sumber protein, sayur dan buah. Diharapkan dengan penjelasan tersebut, masyarakat dapat memahami dan memilih makanan yang sehat dan bergizi,” jelasnya.

Dan yang terakhir adalah aktivitas fisik. Minimal aktivitas fisik yang dianjurkan perharinya adalah 30 menit. Mengapa aktivitas sangat penting dilakukan? Karena aktivitas fisik akan menjaga keseimbangan energi yang masuk tubuh dan dapat mengurangi risiko obesitas. Selain itu aktivitas fisik juga dilakukan untuk mengurangi waktu sendentari. Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari aktivifas fisik, antara lain adalah; melancarkan peredaran darah, menjaga kebugaran, mencegah risiko penyakit tidak menular, mengimbangi energi yang masuk kedalam tubuh, dan memperlancar sistem metabolism tubuh. Diharapkan dengan adnya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan pentingnya gizi di kehidupan seharari-hari.(*)

Sumber : https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/bantul/pentingnya-mengetahui-penilaian-status-gizi-asupan-makanan-bergizi-dan-aktivitas-fisik/

1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.