GURU BERKARAKTER: GURUNYA MANUSIA

GURU BERKARAKTER: GURUNYA MANUSIA

GURU BERKARAKTER: GURUNYA MANUSIA

Oleh: An-Nisa Apriani, M.Pd.

Dosen PGSD Universitas Alma Ata Yogyakarta

               Guru adalah sosok manusia yang harus digugu (dipercaya) dan ditiru (diteladani). Sudah sepatutnya setiap anak didik mematuhi gurunya. Bila ingin melihat kualitas suatu bangsa maka lihatlah kualitas gurunya. Guru yang berkulitas adalah guru yang memiliki keikhlasan dalam mengajar, mendidik, dan belajar. Sebab guru yang berkualitas akan memiliki karakter yang baik, yang dapat ditiru oleh peserta didiknya. Dengan demikian gurunya manusia yang diharapkan adalah guru yang berkualitas dan  berkarakter. Karakter guru yang baik dapat di lihat dari sikap, perilaku dan perkataan. Keseharian guru di kelas dan di sekolah akan menjadi center bagi perkembangan peserta didik. Pembentukan karakter dilakukan melalui keteladanan, intervensi, pembiasaan yang konsisten, dan penguatan. Pembentukan karakter pada peserta didik hanya dapat dilakukan oleh guru-guru yang berkarakter. Ciri-ciri guru yang berkarakter antara lain mencintai peserta didik, memiliki pola perilaku dan perkataan yang positif, sang motivator, bersedia untuk selalu belajar, mengajar dan mendidik dengan hati, dan memiliki emosi yang stabil.

Pertama, mencintai peserta didik. Guru akan mencintai semua peserta didik dengan latar belakang, kemampuan, dan perilaku yang beragam. Setiap gurunya manusia memiliki pandangan yang menganggap setiap anak adalah cerdas karena setiap anak memiliki potensi kebaikan, apapun kondisi yang dialami anak (Chatib, 2011: 67). Guru berusaha mencintai kelebihan dan kekurangan peserta didik karena semua anak cerdas, setiap anak adalah juara dan semua anak mendapat cinta yang sama. Guru akan selalu memberikan yang terbaik untuk peserta didik nya yang kelak akan menjadi manusia yang hebat, cerdas, terampil, kreatif, dan berakhlak mulia.

Kedua, memiliki pola perilaku dan perkataan yang positif. Keseharian guru akan selalu dilihat oleh peserta didik baik di kelas maupun di sekolah. Guru yang berkarakter akan selalu menjaga perilakunya di depan anak karena anak akan meniru apapun yang dilakukan gurunya. Tidak hanya peserta didik,  guru juga berperilaku yang baik dengan semua guru, wali murid, dan warga sekolah yang lain. Perilaku yang menunjukkan sikap peduli, toleransi, jujur, loyal kepada seluruh warga sekolah dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Tidak hanya perilaku, perkataan guru pun juga harus di jaga saat berinteraksi dengan peserta didik, guru, wali murid, dan warga sekolah yang lain. Perkataan guru tercermin pada hal-hal yang positif dan  mengajak kepada kebaikan.

Ketiga, sang motivator . Guru yang mencintai murid-muridnya senantiasa akan selalu memotivasi dirinya sendiri untuk berkembang lebih baik. Menjadi sosok yang selalu semangat dan penuh keyakinan (optimis). Guru akan selalu memotivasi dirinya ketika dalam kondisi yang kurang baik dengan berbagai masalah di sekolah. Ketika guru selalu termotivasi maka guru akan menularkan motivasi itu ke anak-anak sehingga mereka lebih semangat belajar dan senang di sekolah. Motivasi yang diberikan dapat berupa kasih sayang, pujian, penguatan positif, reward, kisah dan cerita yang menginspirasi, dan berbagai games yang edukatif.

Keempat, bersedia untuk selalu belajar (Long life education). Guru adalah manusia yang tidak akan berhenti belajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar sebab mereka sadar bahwa profesi  guru tidak boleh berhenti belajar (Chatib, 57: 2011). Keilmuan guru akan terus di up to date sesuai perkembangan zaman. Guru akan memperbaiki pola mengajar seperti metode, model dan strategi pembelajaran sehingga proses belajar lebih bermakna bagi kehidupan peserta didik. Guru tidak akan berhenti mencari sumber belajar yang tepat dan mampu mengembangkan keilmuannya. Belajar dari guru lain juga bisa dilakukan terutama belajar tentang pola mengajar yang menarik, kreatif, efektif, inovatif dan berkarakter.

Kelima, mengajar dan mendidik dengan hati. Tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik tetapi juga mendidik peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas. Guru yang paham tentang tugasnya maka dia akan mencintai profesinya dengan sepenuh hati. Guru akan menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter peserta didik dengan penuh kesabaran agar kelak menjadi individu yang berkarakter.

Keenam, memiliki emosi yang stabil. Saat berhadapan dengan peserta didik, seorang guru harus mampu mengendalikan emosi. Dengan sikap dan perilaku yang beraneka ragam yang ada pada masing-masing peserta didik, hilangkan semua label negatif. Guru harus mampu mengedalikan emosi saat menghadapi peserta didik yang berperilaku belum baik. Guru harus lebih sabar dan memiliki senjata yang tepat untuk merubah perilaku peserta didik ke arah lebih baik. Guru akan menggunakan pola hukuman yang edukatif, menjauhi pola hukuman fisik dan kata-kata yang kasar yang tidak pantas diucapkan dan didengar oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan perkaatan guru akan dicontoh oleh semua peserta didik.

Jika guru-guru di Indonesia berkarakter maka akan terbentuk pula generasi muda yang berkarakter. Generasi yang cerdas dan terampil di segala bidang serta memiliki hati nurani yang aktif melakukan hal-hal yang baik bagi dirinya dan orang lain. Jika guru-guru tidak berkarakter maka akan terbentuklah generasi muda Indonesia yang berwujud  robot, sosok yang hebat dan jenius tapi tidak memiliki hati nurani. Hal ini dikarenakan hati nuraninya kosong sehingga wujud robot kemungkinan akan melakukan hal-hal yang negatif dan hanya menjalankan perintah sesuai program yang disusun. Mari kita wujudkan guru-guru manusia yang berkarakter untuk Indonesia.

0 Comments

Leave a reply

1
Silahkan berkirim pesan kepada kami

Saluran ini khusus untuk informasi PMB, Untuk informasi selain PMB silahkan menghubungi Customer Service kami di nomer telepon.
0274-434-22-88
atau silahkan mengakses laman
https://almaata.ac.id/customer-service/
Terimakasih.